Jakarta - Aji Teguh Priatno, perwakilan Komunitas Bigot Bigot Indonesia (KBBI), salah satu komunitas yang melahirkan gerakan “Indonesia Tanpa JIL”, berkunjung Kantor Front Pembela Islam (FPI) untuk bersilaturrahmi sekaligus bertabayyun kasus Palangkaraya.
Menurut Aji, anggota resmi KBBI ini sudah menembus seratus orang dan konsisten melakukan silahturahim kepada banyak pihak. Adapun tujuan kehadiran 16 orang perwakilan mereka ke Kantor DPP FPI bukan untuk menggalang dukung tapi untuk membangun sinergitas keumatan.  “Anggota KBBI yang anggotanya memang berasal dari keanekaragaman fikrah dan organisasi Islam ini memprioritaskan afiliansi keislaman tanpa memandang latar belakang fikrah atau pun jamaah,” ujar Aji kepada hidayatullah.com, Rabu (28/02/2012) kemarin.
Aji berharap dari silahturahim ini bisa menyatukan visi, hingga hadirnya sinergitas gerakan dakwah dunia nyata dengan dunia maya sebagai salah satu corong komunikasi umat yang bisa dimaksimalkan.
Sementara itu, saat silaturrahmi, Ust Shobri Lubis dari FPI mengusulkan agar agar setiap dua bulan sekali, perwakilan media sosial Muslim bisa ikut dalam rapat DPP FPI untuk memberi masukan dan saling tukar-informasi dengan FPI. “FPI sangat terbuka dengan masukan masyarakat,” ujar Shobri. Sebelum kehadiran KBBI, tercatat Ibu Fahira Idris, anak dari tokoh Fahmi Idris juga sudah lebih dulu berkunjung untuk bertabayun mengenai beberapa pemberitaan kekerasan tentang FPI.
-----------------
Keprihatinan terhadap banyaknya penyesatan opini di jejaring media sosial  telah membuat pengguna media sosial termakan tanggapan atas pemikiran menyimpang yang disebarkan kaum liberalisme, pluralism dan sekulerism hingga atheism yang kian marak di jejaring sosial. Seiring itu, lahir pula  komunitas yang mendeklarasikan sebagai gerakan ‘kounter pemikiran sesat’ di dunia maya yang menamakan diri mereka Komunitas Bigot Bigot Indonesia (KBBI).
Kata “bigot” sendiri merupakan kata sering digunakan oleh kaum liberal dan pendukungnya guna mengolok olok orang-orang yang menyerang pemikiran liberal. Selain itu, kata olok-olok yang juga sering mereka gunakan adalah kata “fasis”.
Saat terjadi pengepungan pengurus DPP FPI saat berkunjung ke Palangkaraya dan aksi kaum liberal dan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trangender) dalam aksi pembubaran FPI dengan tema “Indonesia Tanpa FPI” menjadikan KBBI berinisiatif melahirkan gerakan serupa dengan nama “Indonesia Tanpa JIL” yang semakin meledak dengan hadirnya video Fauzi Baadilah di Youtube.
Fauzi Baadilah adalah seorang artis, model iklan, model video klip dan pemain film. Ia pernah membintangi film layar lebar “Mengejar Matahari” pada tahun 2004. Dalam sebuah tayangan video pendek berdurasi tak lebih satu menit, Fauzi mengangkat telunjuk dengan mengatakan, “Indonesia tanpa JIL” itu digemari banyak orang. Sampai hari Kamis pagi (01/02/2012), gerakan ini di jejaring Facebook telah digemari sekitar 16.133.
Menurut Aji, gerakan KBBI yang membuat “Indonesia Tanpa JIL” hanyalah kontra-opini dengan gerakan sebelumnya dari kalangan liberal bernama “Indonesia Tanpa FPI”.
Namun ini tak ada kaitannya dengan FPI. Gerakan ini, menurutnya dilakukan tanpa kordinasi dengan pihak mana pun, apalagi dianggap bekerjasama dengan FPI.  Sebab dirinya dan para penggagas lain, sebelum ini tak mengenal pengurus FPI atau Habib Rizieq Syihab. Meski demikian KBBI tidak takut dengan cap “Islam Garis Keras” banyak pihak karena dianggap memberi dukungan terhadap FPI.
Aji yang mewakili KBBI menjelaskan lagi bahwa FPI memiliki visi yang sama, yaitu sama-sama menolak Islam liberal dan gagasan pluralisme hingga atheisme. “Justru dengan silahturahim ini, KBBI bisa menjelaskan ke khalayak melalui jejaring sosial bagaimana kondisi sebenarnya FPI itu secara objektif dari sumber yang sesungguhnya,” ujarnya kepada hidayatullah.com. [slm/fpi]


Sumber : Berita & Foto: Hidayatullah.COM