"Banyak kerancuan yang bermula dari subyektifitas dalam mendefenisikan sebuah istilah. Contohnya tudingan "RADIKAL", saat ini  istilah RADIKAL ditarik ke sana sini, sehingga menjadi politis tanpa mempunyai defenisi yang jelas. Akibatnya, setiap yang kritis terhadap pemerintah dituding RADIKAL. Begitu pula KHILAFAH, dsb."

Habib Muhammad Hanif Al Athos, Lc.
Ketua Umum DPP FSI (Front Santri Indonesia)