Mozaik Harokah FPI, Rohingya - Dilepas suasana duka tanah air akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah, khususnya di Jakarta tak menyurutkan langkah relawan Hilal Merah Indonesia (HILMI), Ustadz Choirul RS untuk terbang menuju Rohingya, Myanmar awal Februari 2018, untuk melihat langsung selesainya 50 titik dari 100 titik pembangunan pompa air di perkampungan-perkampungan etnis muslim Rohingya. Sekaligus pemasangan prasasti-prasasti sebagai apresiasi dan bentuk penghargaan bagi para donatur dan penyumbang dari seluruh Indonesia.
Adapun desa-desa yang telah dibangun pompa air adalah, Desa  Alay Saung, Desa Man Zai Li Kong, Desa  Nga Powne Ugi, Desa Nga Powne Shay, Desa Done Pujin North dan Desa  Day Paing.


Proses pembangunan pompa-pompa air yang melibatkan warga Rohingya.
Selesainya pembangunan tahap awal pompa-pompa air ini merupakan rangkaian dari program-program bantuan kemanusiaan bagi Rakyat Rohingya dari masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui rekening kemanusiaan Front Pembela Islam (FPI), sejak September 2017. Baik secara perorangan maupun lembaga dan organisasi masyarakat. Baik lembaga pemerintah maupun swasta.
Di antara para penyumbang yang namanya diabadikan dalam prasasti antara lain, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Masyarakat Riau, Masyarakat Kalimantan, Masyarakat Jawa Tengah. Secara organisasi masyarakat terdapat nama Pemuda Pancasila, FBR, Forkabi, Majelis Rasulullah SAW, Majelis Nurul Mustofa, sekolah-sekolah, pesantren-pesantren. Di sisi lain ada juga yang menarik nama-nama yang akan dibadikan, dari kelompok supporter sepakbola The Jak Mania, kelompok-kelompok Bikers, para pelaut, bahkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tersebar di beberapa negara. Dan sederet nama-nama lain, yang tidak kami dapat sebutkan satu persatu.


Rakyat Rohingya menyambut penuh suka cita keberadaan pompa air.
Memasuki perkampungan Rohingya bagi Ustadz Choirul adalah biasa. Namun, ada saja sisi-sisi lain dan berbeda yang selalu mengundang haru dan empati. Kemiskinan dan kesusahan hidup lainnya adalah gambaran jelas yang mudah ditemukan, kemanapun pandangan dialihkan. Rumah-rumah kumuh yang tak layak huni, selayak kandang ternak menjadi yang hal lumrah dan mungkin harus diterima di tengah kehidupan di sana. Dan persoalan rumah-rumah itu, ke depan juga akan menjadi proyeksi dari rangkain program yang akan Hilal Merah Indonesia (HILMI) lakukan.


Di antara nama-nama plat prasasti yang diabadikan di Rohingya.
Meski demikian, simpul-simpul senyum masih dikembangkan masyarakat Rohingya, terutama menyambut selesainya pembangunan pompa air bersih hasil sumbangsih Rakyat Indonesia ini. Dari tahapan wawancara dengan beberapa warga, Ustadz Choirul menegaskan sebelum adanya pompa air (hand pump) masyarakat Rohingya merasakan sangat sulit sekali untuk mendapatkan air terlebih air bersih untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK). Kini, dampak yang sangat luar biasa dirasakan oleh para warga berkat adanya sumber air bersih yang akan mereka dapati setiap harinya dari pompa air tersebut.
Di sisi lain, masyarakat muslim Rohingya juga berharap adanya perbaikan kondisi jalan-jalan yang rusak, terutama jalan yang menuju ke masjid dan madrasah yang telah dibangun. Rusaknya jalan sangat dirasakan sulit dilalui terlebih apabila musim penghujan.

Dalam sesi penutup dialog dengan warga, Ustadz Choirul juga mengadakan doa bersama sebagai tanda syukur selesainya pembangunan pompa-pompa air bersih tersebut. Harapan pula dipanjatkan, semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberi keberkahan menaungi kehidupan masyarakat Rohingya, serta diberinya kelancaran untuk tahapan-tahapan bantuan selanjutnya. (RG)