SIAPA YANG SALAH ?
Oleh : Abah Dolah MD

Sebagian Pejuang 212 meminta HRS pulang untuk kembali memimpin umat Islam Indonesia menegakkan Keadilan & melawan Kezhaliman.  Ini sebagai sebuah "Permintaan" sama sekali tidak salah, sehingga jangan pernah dituduh apalagi difitnah sebagai "Provokator" yang ingin menjebak HRS.

Umat Islam dimana-mana dengan sangat antusias mempersiapkan penjemputan kepulangan HRS ke Tanah Air. Ini sebagai sebuah "Persiapan" juga sama sekali tidak salah, sehingga jangan juga dituduh apalagi difitnah sebagai "Korban Provokasi".

Sebagian Tokoh 212 sebaliknya berharap agar HRS jangan pulang dulu, karena situasi masih mengkhawatirkan. Ini pun sebagai sebuah "Harapan" juga tidak salah, sehingga ini pun jangan dituduh apalagi difitnah sebagai "Pelemahan  Perjuangan".

Semuanya cinta HRS dan semuanya ingin HRS kembali ke Tanah Air, hanya mereka berbeda tentang kapan HRS harus pulang.

Semuanya baik & bagus, selama tidak saling menyerang dan tidak saling menjatuhkan.

Karenanya, HRS mengakomodir semua Permintaan dan Persiapan serta Harapan tersebut dengan satu kata yaitu : ISTIKHOOROH.

Terlepas apa pun hasil Istikhooroh HRS : Jadi pulang atau pun tidak jadi. Tetap saja Gerakan "Putihkan Bandara 21-2" pada momentum tanggal 21 Februari 2018 mendatang menjadi amat penting & sangat perlu sebagai "massage" kepada Rezim agar tidak bermain-main dengan Habaib & Ulama serta Aktivis Islam.

Sebab selama ini Rezim secara terang-terangan melakukan "Kriminalisasi Ulama & Aktivis 212" dan itu diakui oleh Komnas HAM.

Sejak pasca 212 sederetan Tokoh 212 dijadikan "Tersangka" dan hingga saat ini tak satu pun kasusnya di SP3 kan, seperti Kasus UBN, Munarman, Ahmad Dhani, Kivlan Zein & Rahmawati, dll.

Bahkan sebagiannya dipaksakan untuk disidangkan seperti Kasus Ust Alfian, Jonru, Buni Yani, Haidar BSA & Asma Dewi, dll.

Ironisnya, para Penista Agama yang sudah dilaporkan seperti Megawati, Hasto & Victor Laiskodat justru tidak pernah diproses, bahkan Si Penista Ade Armando yang sempat diperiksa malah diumumkan SP3 nya.

Jadi, yang salah bukan Pejuang 212 yang ingin HRS pulang atau tidak pulang, bukan juga umat Islam yang akan "Putihkan Bandara 21-2" Soekarno Hatta di Cengkareng pada tanggal 21 Februarai 2018, akan tetap yang salah adalah Rezim yang Anti Islam & memusuhi Ulamanya.

Nah, jika Rezim serius mau stop Gerakan "PUTIHKAN BANDARA 21-2", maka segera "STOP KRIMINALISASI ULAMA & AKTIVIS ISLAM"

Ayo ... "Putihkan Bandara 21-2" untuk tuntut KEMBALIKAN IMAM BESAR KAMI KE INDONESIA "Tanpa Syarat'' ... !!!

Allaahu Akbar ... !!!