ULAMA UMAT VS ULAMA ISTANA.

Oleh : KH.Tb.DR.Abdurrahman Anwar Al Bantany.
(Anggota Majelis Syuro DPP FPI Dan Tokoh Senior FPI)

Dua pilihan dalam mengambil sikap ke-Ulamaan, apakah mau menjadi Ulama Umat atau mau jadi Ulama Istana. 

Ketika pilihan Jatuh menjadi Ulama umat, konsekwensi logisnya adalah harus dekat dengan umat, mau membela kepentingan umat dan berani melawan, mengoreksi, mengkritik kebijakan pemerintah yang merugikan umat, meskipun resikonya harus dikriminalisasi, difitnah, didzolimi, diusir, dipenjara dan dibunuh.

Pendeknya Ulama umat penuh dengan medan terjal perjuangan dengan berbagai akibat yang akan menimpanya.

Sedangkan ketika pilihan itu jatuh untuk menjadi Ulama Istana, maka konsekwensi logisnya harus bergandengan tangan bersama Penguasa, mendukung kebijakan kebijakan Penguasa, membela kesewenang wenangan penguasa, serta mendapatkan fasititas kemewahan dari pemerintah.

Menjadi Ulama Istana tidak akan menimbulkan akibat di hadapan para penguasa dzholim, karena penuh dengan nina bobo dan bisa hompimpah alaihim gambreng.

Dengan demikian Umat Islam akan menilai dan menimbang, mana yang menjadi Ulama Umat (Ulama Pejuang) dan mana yang menjadi Ulama Istana (Ulama Pecundang). 

Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghozali Berkata: Sebaik baik Umaro (Penguasa atau Pemerintah) adalah yang datang ke Ulama, dan seburuk-buruknya Ulama adalah yang datang ke Umaro (Penguasa atau Pemerintah). 

Rosululloh saw Bersabda: 
Yang paling aku takutkan di tengah Umatku adalah Ulama Suu' atau Ulama Jahat, karena mereka lebih hebat dari Dajjal akhir zaman. 

Semoga kita selalu istiqomah bersama Ulama Ulama yang membela Islam dan Umat Islam. 

Hidup Mulia Atau Mati Syahid.