Mozaik Harokah FPI, Jakarta - Ada cerita menarik dari Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab seputar Konferensi Khilafah Internasional enam tahun lalu. Saat itu, dua minggu menjelang pelaksanaan acara yang rencananya dilaksanakan di Gelora Bung Karno, 12 Agustus 2007, ada upaya penggagalan yang dilakukan oleh aparat. Termasuk dari Mabes Polri. Bolak-balik panitia pelaksana bertemu dengan pejabat Mabes Polri, termasuk dengan Kabaintelkam saat itu, Irjen Pol Saleh Saaf.

Habib Rizieq, adalah salah satu tokoh yang dihubungi oleh petinggi Mabes Polri itu melalui telepon. Kepada Habib, sang jenderal polisi itu menanyakan sikapnya terkait Konferensi Khilafah yang hendak dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Saya balik bertanya, menurut bapak bagaimana?", kata Habib Rizieq saat menceritakan kejadian ini dalam peluncuran buku "Wawasan Kebangsaan Menuju NKRI Bersyariah", di Istora Senayan, Jakarta, Kamis sore (7/3/2013) lalu.

Lalu sang jenderal itu mengatakan bahwa konferensi itu berbahaya karena menolak NKRI. "Itu kan mereka mau mendirikan negara sendiri," kata sang jenderal seperti ditirukan Habib Rizieq.

"Bapak salah paham. Merekan bukan menolak NKRI, tapi mereka ingin memperluas NKRI. Kalau sekarang NKRI dari Sabang sampai Merauke, besok dari Sabang sampai ke Maroko," jawab Habib atas kekhawatiran jenderal polisi itu. "Memperluas kan boleh," kata Habib melanjutkan.

Habib mengatakan kepada sang jenderal bahwa HTI tidak menolak NKRI. Tetapi sang jenderal rupanya bersikukuh dengan pendapatnya. "Dalam tulisannya mereka kan menolak NKRI," sang jenderal berargumen.

"Bapak salah paham, yang saya maksud mereka tidak tolak itu Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah. NKRI juga. Dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah kan no problem, ngga ada yang inkonstitusional," kata Habib menjelaskan.

"Akhirnya dia tutup telpon nggak dilanjutin lagi," kata Habib sambil tersenyum, sekaligus menutup peluncuran buku terbarunya itu.

Sumber: suara-islam.com