Mozaik Harokah FPI, Lombok - Memasuki sebulan penuh Relawan HILMI-FPI masih terus bertahan dengan segenap upaya dan tenaga untuk terus membantu para korban bencana gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 29 Juli 2018 lalu.
Selain kegiatan rutin menyalurkan logistik bantuan berupa kebutuhan pokok, pakaian, obat-obatan dan lainnya ke segala desa, krisis air yang melanda beberapa desa menjadi perhatian besar para relawan.


Relawan HILMI-FPI membantu menangangi krisis air warga.
Terutama yang terjadi di Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Lombok Utara. Ini terjadi lantaran sumber air tersendat karena longsor dan rusaknya pipa-pipa penyalur.
Upaya renovasi pun dilakukan sejak kemarin, Rabu (29/8) dengan mendistribusikan pipa-pipa baru untuk mengganti yang rusak. Tim Relawan HILMI-FPI rencananya akan mengalirkan air dari sumber mata air Mantajo di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang jaraknya belasan kilometer dari permukiman warga.


Pendistribusian bantuan untuk masjid dan mushola darurat.
Selain itu, pekerjaan membangun mushola-mushola darurat pun terus dilakukan termasuk pengadaan bantuan peralatan pendukung seperti microphone dan toa speaker. Juga didistribusikan sajadah, mukena, baju koko, dan sarung untuk warga.

Banyaknya rumah warga yang hancur akibat guncangan gempa, Tim Relawan HILMI-FPI pun melakukan bedah rumah warga untuk dibuatkan hunian sementara (huntara) atau dibangunkan rumah baru.
Seperti yang dilakukan di Dusun Rempek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Para Relawan HILMI-FPI bahu-membahu bergoyong royong untuk membangunkan rumah baru milik seorang anak yatim, yang anggota keluarganya telah wafat akibat reruntuhan gempa.
Proses awal dilakukan dengan cara merubuhkan bangunan yang telah nyaris rubuh. Untuk proses selanjutnya dibangun bangunan baru di lahan yang sama.