Acara bedah buku "Tan Malaka IV" di sebuah rumah di Jalan Cipto Surabaya, Jumat (7/2/2014) malam ditolak oleh kelompok Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur. Mereka meminta bedah buku tersebut digelar di lokasi kampus perguruan tinggi.

Ketua Bidang Nahi Munkar, FPI Jawa Timur, KH Dhofir, menjelaskan, bedah buku "Tan Malaka" lebih baik digelar di kampus, karena kampus adalah tempat untuk belajar, dan buku tersebut dapat dikaji secara ilmiah.

"Kalau digelar di tempat umum kan sama saja dengan mengajak orang untuk berbuat tidak benar," katanya.

Karena itu, dia meminta panitia untuk membatalkan rencana bedah buku itu. Pihaknya berjanji tidak akan beranjak dari lokasi jika panitia pelaksana tidak segera meninggalkan lokasi acara.
"Acara ini tidak boleh dilaksanakan, Tan Malaka adalah tokoh PKI yang harus dihilangkan dari negeri ini," tegasnya.

Pantauan di lokasi acara, kelompok pemuda penyelenggara mulai meninggalkan lokasi acara. Namun kelompok FPI justru menggelar tikar dan duduk di sekitar lokasi acara. Mereka hanya memastikan bahwa acara bedah buku itu benar-benar tidak digelar.

Jumat pagi tadi, acara bedah buku sempat digelar di gedung Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga Surabaya, dengan mendatangkan si penulis buku Tan Malaka berjudul Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia, yaitu Harry A Poeze dari Amsterdam, Belanda.