Keberadaan Media sekuler yang Islamophobia, selalu bersemangat memukul Islam dengan pemberitaan yang menyudutkan, diskriminatif dan tendensius. Peranan media-media sekuler ini sangat membahayakan Islam dan kaum Muslimin.

Sikap mereka dalam memberitakan memang benar-benar anti Islam dan tidak bersikap adil layaknya media yang jujur-obyektif, menyampaikan berita sesuai kode etik jurnalistik. Belum lagi tindakan stasiun televisi swasta sekuler yang menjadi corong gerombolan SEPILIS (Sekularis, Pluralis dan Liberalis), yang jelas tampak berat sebelah ketika memberitakan tentang Islam.
Oleh karena itu, ustadz Ahmad Shobri Lubis dalam ceramahnya di Pondok Pesantren Habib Soleh Al-Haddad Pontianak, menyinggung media-media yang tidak jujur dalam pemberitaan dan selalu menyudutkan Islam (ormas Islam) khususnya FPI. Beliau mencontohkan, bagaimana da’wah baginda Nabi Muhammad SAW, yang jelas-jelas adalah utusan Allah Ta’ala pun dihina, dicaci dan didustakan oleh orang-orang kafir.
"Sunnah perjuangan Nabi Muhammad SAW itu didustakan dan didiskreditkan oleh kaum kafir. Beliau yang terkenal As-Shodiq Al-Amin dicap sebagai tukang dusta, tukang sihir, dan lain-lain. Demikian juga dakwah Islam dan amar makruf nahi munkar yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) yang dikomandani Habib Rizieq Syihab, selalu difitnah dan dikampanyekan negatif". Demikian disampaikan oleh Sekjen FPI, KH. Ahmad Shobri Lubis di Pontianak, Ahad (16/12/2012).
Ketika Habib Rizieq Syihab beserta 3000 relawan FPI dan berbagai ormas Islam berhasil mengevakuasi 70 ribu mayat dalam bencana Tsunami Aceh, itu tidak pernah  diungkap oleh media sekuler. "Padahal itu pencapaian terbesar dari kelompok sukarelawan yang ada, alhamdulillah ditambah oleh TNI yang mengevakuasi 35 ribu dan PMI mengevakuasi 25 ribu mayat." ujar Ustadz Shobri.
Bahkan media televisi ketika itu memfitnah dengan dengan menyebut, "mana orang-orang yang berteriak lantang mau membantu saudara yang di Palestina, kok nggak nongol menolong saudara-saudaranya di Aceh yang dekat dan perlu pertolongan?" Ocehan dan cacian TV itu dilakukan secara jahil padahal ribuan relawan FPI dan ormas-ormas Islam sudah bekerja keras untuk mengevakuasi puluhan ribu mayat di Aceh.
Demikian juga ketika Kepala Humas Polda Aceh Kombes Sayyid Husaini ditemukan oleh Ustadz Shobri dan kawan-kawan, media-media sekuler membuat laporan tanpa menyebut bahwa yang menemukan adalah relawan FPI. "Tayangan televisi malah menyebut mayat pembesar Polda Aceh itu ditemukan warga, padahal di tempat tersebut tidak ada warga. Hanya ada relawan. Demikian kelakuan media televisi sekuler selalu menutupi dan menyembunyikan kebaikan FPI," papar pimpinan pondok pesantren An-Nur ini.
Selain membantu korban bencana Aceh, ribuan relawan FPI juga turut membantu korban gempa Yogya. Sekalipun dengan terpaksa televisi menayangkan video evakuasi mayat oleh aktivis FPI, tapi tetap  sekali lagi tanpa menyebut-nyebut bahwa mereka adalah aktivis FPI. "Bahkan warga Yogya heran melihat kecekatan aktivis FPI membantu pengungsi memperbaiki rumah mereka. Warga bertanya-tanya kok FPI katanya anarkis sekarang malah memperbaiki rumah-rumah mereka," cerita Sekjen FPI ini.
Sedemikian buruk gambaran media sekuler tentang FPI sehingga masyarakat yang berhak atas informasi jujur tak diberikan haknya oleh media-media sekuler anti Islam ini. Tiap amal baik FPI tak pernah diberitakan. "Bukannya kami menolong untuk minta diliput, kami bekerja ridho untuk Allah. Namun kami minta kejujuran dan profesional media agar menayangkan yang sebenarnya dan tidak selalu memfitnah, menjelekkan FPI dan ormas-ormas Islam" tambahnya.
Setiap sikap tegas FPI dalam nahi munkar selalu diberitakan dengan pelintiran bahwa FPI sebagai organisasi Islam garis keras yang anarkis. Memecahkan botol dan gelas-gelas minuman keras dianggap meresahkan warga. Padahal gelas dan botol minuman syetan itulah yang meresahkan warga.
Gelas dan botol miras mainan syetan itu memang harus dipecahkan untuk mencegah orang-orang dari dosa kemaksiatan meminum khamr, yakni melanggar larangan Allah SWT dalam surat Al-Maidah 90-91, maksud firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr (minuman keras), berjudi berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syetan. Maka jahuilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (minuman) khamr dan berjudi,” papar Ustadz Shobri menyampaikan ayat Al-Qur’an.
Jelas sudah, ternyata kaum muslimin memang tidak mendapat tempat dalam pemberitaan media. Upaya diskriminatif sudah jelas dilakukan, hingga kebaikan apa pun yang dilakukan FPI tidak akan pernah terdengar atau terlihat oleh masyarakat. Bahkan bila media sudah kehabisan bahan untuk memojokkan FPI yang notabene adalah ormas islam, mereka akan mengungkit kembali PERISTIWA MONAS dan tetap berusaha menanamkan opini bahwa islam itu anarkis dan membahayakan, tanpa sedikitpun berusaha melihat hal baik yang dilakukan FPI.

Sumber : www.fpi.or.id 
             :Suara-islam.com