Film berjudul 'Cinta Tapi Beda' yang diproduseri Hanung Bramantyo telah
menyebarkan ide-ide pluralisme dan dapat membahayakan akidah umat Islam.
Hanung dapat dikenai Pasal 4 UU No. 1/PNPS Tahun 1965 tentang
Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.
Demikian dikatakan Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas kepada itoday, Jumat (28/12).
"Hanung
bisa dikenai Pasal 4 UU No. 1/PNPS Tahun 1965 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Kita akan bawa Hanung ke ranah
hukum karena telah melakukan penodaan agama," kata Habib Muhsin.
Kata
Habib Muhsin, Hanung Bramantyo, sudah menjadi agen liberal dalam bidang
perfilman dengan menyebarkan liberalisme, pluralisme dan sekulerisme.
Habib
Muhsin juga mengatakan, FPI, ormas Islam dan MUI akan melayangkan
protes keras terhadap film 'Cinta Tapi Beda' itu. "Ini bukan persoalan
FPI saja, tetapi ormas Islam, MUI. Kita akan melakukan protes keras
terhadap film itu," tegas Habib Muhsin.
Habib Muhsin menyatakan
haram hukumnya menonton film itu karena dapat merusak akidah umat
Islam. "Sesuatu yang tidak baik dan dapat merusak akidah haram hukumnya.
Kita akan sosialiasi bahaya film ini yang dapat merusak akidah umat
Islam. MUI harus punya peran. Ini urusan umat Islam," pungkas Habib
Muhsin.
Dalam film ini, Hanung mengangkat isu kisah cinta yang
dilatarbelakangi perbedaan agama.Film bernuansa konflik agama itu
mengisahkan perjalanan hidup seorang Muslim, Cahyo (Reza Nangin), yang
menjalin cinta dengan Diana (Agni Prastistha) yang beragama Katolik.
Digambarkan, Cahyo dari kalangan keluarga Muslim taat beribadah, demikian juga Diana, Katolik yang taat.
Ending dari film pluralis itu adalah pacaran Cahyo-Diana yang serius melanjutkan hubungan hingga jenjang pernikahan.
Sebelumnya,
Hanung Bramantyo sempat mengungkapkan bahwa film terbaru kali ini ingin
mencoba memotret fenomena kisah cinta beda agama yang selama ini tak
pernah menghasilkan jalan keluar. Hanung menyatakan bahwa ide pembuatan
film datang dari rekan sutradaranya, Hestu Saputra.
Kepada
wartawan, Hanung juga mengungkapkan bahwa dalam film Cinta Tapi Beda
kali ini ia ingin menunjukkan apa saja dampak positif dan negatif dari
hubungan cinta yang dilatarbelakangi perbedaan agama.
Sumber : Indonesia Today