Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Ustad KH Al-Habib Muhammad
Rizieq, menilai bahwa perlindungan hak asasi manusia (HAM) dalam
perspektif Islam lebih indah dibandingkan HAM yang dikenal masyarakat
awam selama ini.
Hal ini disampaikan di hadapan ribuan jemaah di
Masjid Agung Palembang, Selasa (11/12/2012) malam. Habib Rizieq
menyampaikan tausiyah dalam Tabligh Akbar menyambut Tahun Baru Hijriyah.
Tabliqh
Akbar ini juga dihadiri pimpinan Forum Umat Islam (FUI) Sumsel, KH Umar
Said dan Ustadz KH Solihin Hasibuan MPdI. Tokoh Islam lainnya, HM
Munarman SH.
Ada perbedaan mendasar persoalan demokrasi versi
Barat dan musyawarah dalam ajaran Islam. Demokrasi dijadikan alat untuk
melegitimasi dan mengesahkan langkah yang diambil mengatasnamakan
kepentingan orang banyak.
"Musyawarah itu, urun-rembug untuk
menentukan langkah terbaik untuk menyelesaikan segala persoalan.
Musyawarah itu memiliki landasan Al-Quran. Demokrasi dan musyawarah itu
berbeda secara substansi," kata Habib Rizieq.
Dikatakan,
musyarawah itu dilakukan untuk hal yang belum ditetapkan kitab. "Jadi
memusyawarahkan sesuatu yang sudah jelas aturannya di dalam Al-Quran,
tidak boleh dilakukan," ujarnya.
Ia mencontohkan, pemberian
hukuman terhadap koruptor justru menimbulkan berbagai keanehan. "Hukuman
terhadap koruptor dipotong tangan, maka akan ditolak oleh koruptor itu
sendiri bila dimusyawarahkan terlebih dahulu," katanya.
Habib
Rizieq bersama pengurus FPI lainnya telah dua hari berada di Palembang.
Selama dua hari itu diisi dengan kegiatan kajian Islam secara ilmiah
(daurah). Kegiatan pendalaman dan pembahasan persoalan ekonomi-politik
dan sosial menurut Islam.