Berdasarkan
hasil voting yang dilakukan, Palestina mendapat dukungan mayoritas,
yakni 138 anggota majelis umum PBB. Sementara hanya 9 anggota yang
menolak, diantaranya Israel, Amerika Serikat dan Kanada, sisanya 41
anggota abstain. Tentu, pengakuan ini menjadi titik awal Palestina untuk
mendeklarasikan kedaulatannya.
Namun
terkait pengakuan PBB ini, Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib
Muhammad Rizieq Syihab yang juga sebagai pendiri Komite Pembebasan
Al-Aqsa masih mengkritisi keputusan PBB tersebut. Berikut komentar Habib
Muhammad Rizieq Syihab :
1.
Untuk Palestina sejak lama PBB mempersulit statusnya. Kalau pun kini
mulai ada proses pengakuan, tapi secara bertahap dan berjalan sangat
lambat. Beberapa tahun lalu Palestina dijadikan sebagai "pemantau" di
PBB setelah diproses sekian dekade lamanya, itu pun tidak diakui sebagai
negara merdeka. Kini, dinaikkan statusnya menjadi "negara non anggota"
PBB, entah berapa dekade lagi untuk diakui sebagai NEGARA MERDEKA YANG
BERDAULAT???
2.
Anehnya, PBB dengan sangat cepat mengakui Timor Leste dan Sudan Selatan
sebagai Negara Merdeka. Ini tentu tidak lepas dari keberhasilan Lobby
Salibis Internasional untuk memecah negeri Islam seperti Indonesia dan
Sudan. Ada pun untuk Palestina, ternyata Lobby Internasional negari
Islam di PBB sangat lemah.
3.
Sikap Amerika Serikat yang menolak peningkatan status Palestina di PBB
merupakan bukti kuatnya Lobby Yahudi di Amerika. Dan mestinya seluruh
negeri Islam, khususnya yang bergabung di OKI memutuskan hubungan sama
sekali dengan Amerika sebagai bentuk dukungan penuh untuk kemerdekaan
Palestina. Sayangnya, banyak negeri Islam yang menutup mata atas
kejahatan Amerika tersebut.
4.
Pernyataan Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton bahwa peningkatan
status Palestina di PBB sebagai "Tindakan Sesat", karena menurut Amerika
penyelesaian Palestina mesti melalui negoisasi dengan Israel, adalah
merupakan PERNYATAAN JAHAT, CULAS DAN LICIK !!!
5.
Pernyataan Dubes Palestina untuk RI bahwa separuh penduduk Palestina
adalah Yahudi telah dimanfaatkan oleh kelompok pro zionis di Indonesia
sebagai "penyesatan opini" bahwa di Palestina tidak ada Jihad. Jawabnya:
Merupakan tak-tik Israel sejak lama untuk menyusupkan warga Yahudi
menjadi penduduk Palestina, salah satunya dengan cara memperluas
pemukiman Yahudi di Palestina, sehingga jumlah penduduk Yahudi terus
bertambah. Pada saatnya nanti, warga Yahudi tersebut akan menjadi alat
politik untuk menganeksasi seluruh Palestina menjadi bagian dari Israel,
misalnya melalui referendum Palestina yang akan melibatkan suara
mereka.
Dengan
demikian, tak-tik Israel tersebut merupakan bagian dari agresi
jahatnya, sehingga perjuangan warga muslim Palestina harus lebih
strategis, baik secara militer mau pun politis diplomatis. Nah, semua
itu adalah JIHAD PALESTINA melawan agresor Israel...!!!
Sumber : www.fpi.or.id