Sekretaris Dewan Syuro DPP Front Pembela Islam (FPI), KH. Misbahul Anam
mempertanyakan profesionalisme Densus 88. Pasalnya menurut FPI Densus
88 sering salah tangkap.
“Sebetulnya ini Densus 88 profesional atau amatir? Kalau profesional
tidak mungkin salah tangkap ,” kata KH. Misbahul Anam selaku delegasi
FPI yang hadir dalam Dialog Ormas-ormas Islam Dalam Mempertahankan NKRI,
di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).
FPI
membeberkan kasus salah tangkap terhadap pengurus Masjid Baitul Karim,
Sunarto Sofyan atau biasa dipanggil Nanto yang sedang membagikan daging
qurban saat Idul Adha.
“Pada saat Idul Adha, Nanto dari masjid
Baitul Karim Kebon Kacang dia sedang membagi-bagi daging kurban
ditangkap oleh Densus 88. Alhamdulillah FPI, FUI meminta kepada MUI agar
difasiltasi, akhirnya dibebaskan. Remaja masjid lagi bagi-bagi daging
ditangkap, ini amatir apa profesional?” tanya Kyai Misbah.
Menurutnya, Densus 88 menangkap teroris kalau ada momen-moment penting.
“Begitu mau ada demo di Kedubes Myanmar, muncul ada penangkapan bom. Apa
dananya sudah habis biar ngucur lagi?” ujarnya.
Namun, yang
lebih mencengangkan dan tak pernah terekspos media, ketika FPI
membeberkan kasus salah tangkap oleh Densus 88 terhadap salah seorang
penderita gangguan jiwa bernama Mujiburrohman di Magelang, Jawa Tengah.
“Kemudian di Jawa Tengah, di Desa Grabag, Megelang ada orang namanya
Mujoburrohman, dia itu orang gila. Dia bawa motor ditinggal di
lapangan, ada gambarnya Usamah bin Ladin. Eh, ada satu orang Densus
lewat mencurigai motor, kemudian diadakan penggerebekan,” bebernya.
Mujiburrohman yang telah dikepung dan hendak ditangkap Densus 88 itu pun keluar dengan telanjang bulat.
“Waktu penggerebekan rumahnya Mujiburrohman dikepung; harap keluar!
Harap keluar! Tidak keluar kami tembak. Mujiburrohman keluar sambil
telanjang, sambil joget, orang gila,” sambungnya.
Atas
fakta-fakta tersebut, wajar jika FPI mempertanyakan profesionalisme
kinerja Densus 88 yang kerap salah tangkap. “Orang gila mau ditangkap,
dikepung. Ini profesional atau tidak?” tandasnya.
Jika Densus
88 salah tangkap terhadap seseorang tentu dengan mudah korbannya bisa
dibebaskan dan masalah selesai. Namun bagaimana jika Densus 88 salah
tembak, apakah korbannya bisa dihidupkan kembali.?
Voa-Islam.com
Posting : R.E