Poh An Tui adalah laskar cina kafir Indonesia
yang dibentuk oleh penjajah Belanda, mereka membentuk laskar cina kafir
untuk setia kepada Belanda. Tugasnya mengambil upeti dari petani-petani
pribumi, memeras rakyat pribumi untuk diambil kekayaan dan disetorkan ke
Belanda, bahkan mereka akan membunuh kalau ada pribumi yang menantang.
Demikian diungkapkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq
Syihab saat pengajian bulanan di Markas FPI, Jl. Petamburan III, Jakarta
Pusat beberapa waktu lalu.
"Silahkan buka dalam sejarahnya,
bahwa Poh An Tui telah membunuhi pribumi muslim diberbagai daerah
seperti di Pekalongan dan Glodok Jakarta," ujar Habib Rizieq.
Dalam sejarahnya, Poh An Tui selalu berkhianat. "Saat Belanda pergi dari
Indonesia Poh An Tui ikut Jepang, begitu Jepang hengkang dari Indonesia
mereka ikut Partai Komunis Indonesia (PKI). Saat pemberontakan PKI
mereka ikut PKI, mereka ikut membunuh para ulama, mereka bunuh kyai, dan
mereka bunuh masyarakat pribumi," kata Habib Rizieq.
Tidak
sampai disitu, Poh An Tui juga melakukan teror di jawa Barat, melakukan
penculikan dan pembunuhan. Di tahun 1945, begitu Bung Karno dan Bung
Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, Poh An Tui di Sumatera
Utara berontak. Cina-cina di Medan angkat senjata tidak mau bergabung
dengan NKRI. Di wilayah Balaraja Tangerang, Poh An Tui juga berontak
tidak mau bergabung dengan NKRI, akhirnya umat Islam marah terjadi
perang di Balaraja, berapa banyak laskar cina kafir yang dibunuh oleh
masyarakat.
Poh An Tui juga bersekutu dengan Westerling, tokoh
pembantai umat Islam. Saat Westerling telah membantai umat Islam di
Makassar, lalu dia lari ke Jakarta dan Jawa Barat dan ia dikejar oleh
Tentara Nasional Indonesia (TNI). Poh An Tui lah yang membantu
meloloskan Westerling melalui Sanfur Ancol Jakarta Utara, dari sana
diselundupkan Westerling dilarikan dengan pesawat kecil menuju
Singapura.
"Jadi Cina kafir ini penghianat, Westerling itu
pembantai umat Islam Indonesia, 50 ribu umat Islam Makassar dibantai
oleh Westerling, teryata Poh An Tui dijaman penjajah Belanda malah
membantu Westerling," ungkap Habib Rizieq.
Bahkan, Poh An Tui
memusuhi sesama Cina yang muslim, jika ada cina masuk Islam mereka
aniyaya, jika ada Cina anti belanda maka akan dimusuhi.
"Namun
pertanyaannya, kenapa pemerintah RI tidak memasukkan Poh An Tui dalam
sejarah kemerdekaan Indonesia. Kenapa tidak diceritakan, padahal ini
adalah fakta sejarah. Kenapa PKI disebut penghianat sedangkan Poh An Tui
tidak?," kata Habib Rizieq.
"Ini sejarah, tapi tidak ada
didalam buku-buku pelajaran sejarah di sekolah? Kenapa disembunyikan?
Poh An Tui harus masuk dalam sejarah agar bangsa Indonesia tahu sejauh
apa penghiatan orang-orang kafir ini kepada bangsa Indonesia,"
tambahnya.
"Dan sekarang, cina-cina kafir jangan
mentang-mentang sudah pada pada kaya raya, sudah menguasai ekonomi,
sekarang mau kuasai politik. Mereka merasa dirinya bersih, setia kepada
bangsa, nasionalismenya tidak diragukan, omong kosong!" tegas Habib
Rizieq.
Karena itulah, kenapa di zaman Soeharto orang-orang
Cina dibatasi, tidak sembarangan jadi pejabat. Karena Soeharto paham
kalau mereka sering menghianati Indonesia, mereka telah membantu
Belanda, membantu Jepang dan membantu PKI, karena itu mereka dilarang.
"Soeharto sudah mengambil sikap yang tepat, kerena mereka patut
dicurigai, orang-orang kafir ini ingin memecah belah negeri ini," jelas
Habib Rizieq.
Poh An Tui berbeda dengan Habaib
Habib
Rizieq menegaskan bahwa Poh An Tui itu berbeda dengan para Habaib.
"Alhamdulillah para habaib Zuriat Rasul datang ke Indonesia dari hari
pertama mereka datang bukan sebagai penjajah, mereka datang sebagai
penyebar Islam. Mereka membaur dengan bangsa Indonesia, mereka menikah
dengan wanita-wanita Indonesia sampai anak-anak mereka itu yang kita
kenal sebagai Wali Songo. Lalu mereka juga menikah dengan anak-anak raja
pribumi, kemudian mereka menjadi sultan-sultan Islam yang sangat
dicintai bangsa Indonesia," ungkapnya.
Dan saat Belanda datang,
mereka melakukan perlawanan, tidak ada dari mereka yang membantu
Belanda, semuanya melakukan perlawanan. Habaibnya, Ulamanya, seperti
Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar dimana-mana semua angkat senjata
melawan penjajah, jadi tidak ada habaib yang jadi penghianat.
"Saya sendiri punya ayah, (alm) Sayyid Husein bin Muhammad Syihab dulu
pernah ditangkap Belanda. Beliau bekerja di palang merah Belanda
bertugas menyiapkan perbekalan, tapi diwaktu-waktu tertentu perbekalan
dari gudang Belanda tersebut dikeluarkan ayah saya untuk membantu para
gerilyawan, untuk pasukannya KH Noer Ali seorang ulama dari Bekasi yang
juga sebagai pahlawan nasional," cerita Habib Rizieq.
"Namun
pada akhirnya ada penghianat yang membocorkan ke Belanda, lalu ayah saya
ditangkap, dari depan pintu rumah diikat dengan tambang diseret
menggunakan mobil jeep sampai ke penjara di Kalimalang. Ayah saya
kemudian divonis hukuman mati. Begitu akan dieksekusi, pasukan
gerilyawan KH Noer Ali datang menyerbu penjara dan akhirnya berhasil
membebaskan seluruh tawanan termasuk ayah saya, tapi dalam pelarian
beliau ditembak pantatnya namun bisa diselamatkan para gerilyawan,
akibat tembakan itu beliau cacat seumur hidup." tambahnya.
"Jadi orang tua kami bukan penghianat, mereka berjuang melawan Belanda,
ikut membela negara bersama pejuang pribumi. Saya ceritakan itu untuk
membuktikan bahwa kami beda tidak seperti Poh An Tui, Habaib itu pejuang
di Indonesia," katanya.
"Jadi jangan coba-coba, orang seperti
Ahok dan yang mendukung Ahok ingin membesar-besarkan jasa cina kafir di
Indonesia. Dalam sejarahnya mereka itu penghianat, mereka yang membantai
pribumi, mereka yang merusak Islam dan sekarang mau bicara soal
kebangsaan, mau bicara nasionalisme. Kami habaib bukan hanya bicara tapi
dari dahulu sampai saat ini kami sudah buktikan bahwa kami cinta agama
dan bangsa ini dan kami tidak akan bergeser dari itu semua," pungkas
Habib Rizieq.
Sumber : Suara-Islam.Online