Terpidana 15 tahun kasus terorisme, Abu Bakar Baasyir, menulis sejumlah buku tentang bagaimana mengurus negara, salah satunya Demokrasi Bisikan Setan. Buku tersebut diklaim disebar ke berbagai kalangan, termasuk pejabat pemerintah mulai dari camat sampai Presiden SBY.
Sampai sekarang, kata Baasyir, Presiden SBY belum menanggapi bukunya
yang berjumlah lima buah tersebut. ”Meskipun hanya dalam bentuk
fotokopi, buku itu untuk negara,” ujar Baasyir kepada Tempo melalui kerabat dekatnya.
Baasyir juga memberikan buku-buku tersebut kepada ulama yang dia anggap
keliru dalam menjalankan syariat Islam. Menurut dia, Indonesia yang
penduduknya mayoritas muslim harus diurus dengan cara Islam, bukan
dengan Pancasila.
Buku yang disusun Baasyir salah satunya
ditulis dalam penjara di Cipinang dan di tahanan Badan Reserse Kriminal
Markas Besar Kepolisian RI. Selain Demokrasi Bisikan Setan ada buku Tadzkirah, Laailaahillallah, serta Risalah Tauhid & Iman. ”Semua sudah saya kirimi, ke Presiden juga,” kata dia.
Dalam buku Tadzkirah,
Baasyir menceritakan pada 20 Januari 2007 melayangkan surat kepada 11
pejabat tinggi negara termasuk Presiden. Sebulan kemudian, tepatnya 22
Februari, dia menugaskan beberapa ulamanya datang langsung ke Istana
Negara untuk menyerahkan surat berisi nasihat-nasihat kepada Presiden.
Surat itu, masih kata Baasyir, diterima oleh dua orang suruhan juru
bicara Kepresidenan, yang waktu itu dijabat Andi Mallarangeng. ”Surat
diterima di depan Istana oleh dua anak muda utusan juru bicara Presiden.
Andi Mallarangeng yang minta mengambil surat tersebut,” kata dia.
Buku Demokrasi Bisikan Setan
tebalnya 81 halaman. Semua buku Baasyir berisi ayat-ayat Al-Quran
dengan uraian menurut pandangan dia dan ulama di lingkungannya. Ulama
itu di antaranya tergabung dalam kelompok Umat Islam Surakarta dan dari
Timur Tengah seperti Abu Dujanah Ash Shany.
Meski banyak
lampiran, dalam buku Baasyir tidak semua dilengkapi daftar isi maupun
pengantar dari penerbit. Salinan surat kepada Presiden menjadi bagian
dari isi Tadzkirah. Begitu pula ucapan ulama yang memiliki pandangan sama dengan Baasyir, dilapirkan dalam buku bersampul hijau itu.