"Ini awalnya berkat twitter. Saya cukup mengikuti perkembangan di twitter, hati saya terusik karena banyak orang mulai menghujat. Hati saya terusik, Islam bukan agama kekerasan," Fahira Idris lalu membuat status di twitternya @fahiraidris dan menyapa FPI: "Dear FPI, apakah seperti itu Islam yang diajarkan Nabi Muhammad?"

“Itu peristiwa lucu menurut saya. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita,” kata Fahira, saat memulai menjawab pertanyaan Suara Islam tentang kedatangannya ke Markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, empat tahun lalu. Pada Senin, 9 Agustus 2010 itu, bersama sejumlah kawannya, seperti pemimpin redaksi ANTV Uni Lubis, Uni Fahira “melabrak” Habib Rizieq Syihab di markasnya.

Pertemuan Fahira dan FPI itu berawal dari perdebatan di twitter. Fahira merasa terusik karena banyak orang mulai menghujat FPI. Sementara ia sendiri belum terlalu mengenal FPI, apalagi mengenal Habib Rizieq, Ketua Umum FPI saat itu. “Saya ingin tabayun,” kata ibunda dari Nabila Zahra dan Nazira Auliya ini.

Bagi Fahira, yang mengaku hanya belajar Islam di SMP dan SMA Al Azhar, Jakarta Selatan, Islam bukanlah agama kekerasan. Sementara saat itu, buntut kasus penusukan pada seorang pendeta di Ciketing, Bekasi, Jawa Barat, menjadikan citra Islam tercoreng. Melalui akun twitternya, Fahira lalu berkicau dan menyapa FPI, "Dear FPI, apakah seperti itu Islam yang diajarkan Nabi Muhammad.” Dari sinilah kemudian muncul keinginan Fahira untuk berdialog dengan FPI dan Habib Rizieq.

Melalui Uni Lubis, karena Fahira belum memiliki link ke FPI, Fahira akhirnya bisa bertemu Habib Rizieq dan pengurus FPI di Petamburan. Padahal, sehari sebelum pertemuan ia jatuh sakit. Demi menepati pertemuan itu, Fahira tetap datang. Mengenakan jubah merah dan kerudung putih, Fahira datang dengan membawa print out seribu email dari rekan-rekannya yang keberatan dengan aktivitas FPI yang mereka nilai telah mencoreng Islam. “Belakangan saya tahu Uni Lubis agak benci Habib,” katanya sembari tersenyum.


Fahira mengaku, saat menghadapi FPI saat itu, orang-orang Liberal sangat mendukungnya. Seolah-olah putri mantan Menteri Perindustrian itu akan dijadikan pahlawan mereka. “Dan mereka sangat benci saya saat ini, setelah tahu Fahira berpihak pada Habib Rizieq dan FPI,” pungkasnya.

Fahira bertandang ke markas FPI bukan dengan semangat untuk membubarkan ormas itu, tapi sekadar bertemu dan mengajak berdialog. "Kalau perlu saya masuk FPI untuk mengubah image ormas ini," imbuhnya.

Lewat bantuan sejumlah teman, pesan yang ditulisnya mengenai FPI pun bersambut. Sejumlah tweeps memberi bantuan dengan memberikan alamat FPI dan juga menjembatani bertemu pimpinan FPI Rizieq Shihab.

"Awalnya saya shock (dengan banyaknya dukungan itu). Kita tidak boleh main-main dengan ucapan. Namun kemudian saya sujud syukur, keinginan bisa tercapai dari yang ditulis di twitter," tuturnya.

Tidak lama kemudian, dia pun meminta agar teman-teman yang mempunyai saran dan pendapat mengirimkan email ke fahira.idris@gmail.com. "Nanti print out email akan saya berikan kepada pimpinan FPI," terang Fahira.