Sentimen negatif terhadap ormas Front Pembela Islam (FPI) dimanfaatkan oknum tertentu untuk
menyerang Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto. Serangan kampanye negatif tersebut dilakukan dengan jalan menyebarkan link berita lawas yang sudah kedaluwarsa itu melalui pesan ponsel, baik BBM maupun SMS.

”Kami prihatin, hari-hari terakhir ini beredarnya link berita lawas yang seolah- olah konfirmasi bahwa Prabowo setuju Kepala Daerah kerja sama dengan FPI, padahal konteksnya tidak seperti itu,” kata Koordinator Prabowo Media Center, Budi Purnomo Karjodihardjo di Jakarta, Kamis (17/4).

Budi Purnomo mengatakan, dalam sehari dirinya menerima laporan banyak yang menerima broadcast
dan juga pertanyaan soal hal tersebut. “Saya katakan itu upaya penyesatan informasi publik buat yang malas membuka link berita. Kadang kita kan baca judulnya saja atau link-nya saja. Padahal sebaiknya kan bisa buka link-nya dan dibaca isunya," kata Budi.

Seperti diketahui, banyak oknum yang memanfaatkan link berita dari detik.com untuk tujuan
menyerang Prabowo Subianto. Jika bacanya sepintas memang mengesankan bahwa Prabowo setuju. Padahal, menurut Budi, link tersebut adalah komentar Prabowo tahun lalu, tepatnya pada tanggal 26 November 2013 di sebuah acara menanggapi pertanyaan pers soal rencana Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang akan kerja sama dengan Front Pembela Islam (FPI). Poin pernyataan Prabowo
ketika itu adalah mempersilakan Mendagri kerja sama dengan Ormas apa saja, bukan hanya dengan FPI tetapi juga dengan semua Ormas yang menerima Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Menurut Budi, jika penerima pesan dari ponsel itu hanya membaca link-nya saja memang sangat bisa
menyesatkan publik. “Dampak misleading seperti itulah yang diharapkan oleh para pengirim BBM dan SMS berantai ini,” kata Budi.