Jakarta (SI Online) - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menjelaskan realita politik
yang sedang terjadi di Indonesia saat ini. Ia menyampaikan saat
pengajian bulanan di markas FPI, Jl. Petamburan Jakarta Pusat, Ahad
(6/4/2014) lalu.
"Yang pertama, anda ikut milih atau tidak ikut milih, 9 April pemerintah
akan tetap gelar pemilu. Yang kedua, anda ikut milih atau tidak ikut
milih, orang lain tetap ikut memilih. Jadi kalo kita yang doyan ngaji, cinta
syariah, mau bela Islam tapi ga mau ikut pemilu? orang kafir, liberal,
munafik, fasik, dan preman tetap akan ikut pemilu." ujar Habib Rizieq.
"Yang ketiga, anda ikut milih atau tidak ikut milih, mereka yang menang
yang akan menjadi anggota DPR, itu realita politik. Anda ikut milih atau
tidak ikut milih, mereka yang jadi anggota DPR itulah yang akan
membahas sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang saat ini sudah
disiapkan. Merekalah yang akan buat undang-undang, kita umat Islam mau
milih atau tidak tetap akan diikat untuk taat undang-undang tersebut,"
tambahnya.
Saat ini di DPR RI, kata Habib Rizieq, sudah antri RUU yang anti syariat
Islam, salah satunya RUU yang akan melegalisasi minuman keras (miras)
secara nasional.
"Kami FPI sudah dapat draftnya, sudah kami baca dari pasal ke pasal, ayat ke ayat, DPR ingin berupaya mensahkan undang-undang yang melegalkan miras secara nasional se Indonesia. Bukan itu saja, bahkan sudah banyak usulan masuk ke DPR RI supaya judi dilegalkan di negeri ini," ungkapnya.
"Tidak sampai disitu, Kementrian Kesehatan, Kementrian Hukum dan HAM,
ditambah lagi Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah mengusulkan secara
resmi kepada pemerintah dan DPR supaya pengguna narkoba tidak dipenjara
tapi cukup direhabilitasi. Hati-hati, dulu ada oknum yang
mengatasnamakan BNN mengusulkan supaya ganja dilegalkan saja. Jadi kalo
ini dibiarkan akan bahaya, saya khawatir kalo Badan Narkotika Nasional
tidak kita awasi besok berubah jadi Bandar Narkotik Nasional," kata Habib Rizieq.
Dan tidak hanya itu, imam besar FPI ini mengatakan bahwa di DPR RI juga
sudah antri RUU kesetaraan gender yang isinya banyak pasal-pasal yang
bertentangan dengan syariat Islam.
"Mumpung nasi belum jadi bubur, mumpung belum terlambat, maka pemilu
besok harus dimenangkan oleh umat Islam yang cinta syariat Allah dan
rasulNya, yang anti maksiat, yang siap untuk membuat undang-undang yang
sejalan dengan syariat Nabi Muhammad Saw," pesan Habib Rizieq.
"Jadi kalo kita tidak ikut pemilu maka RUU tersebut bisa lolos. Karena
itulah kita harus mencegah, kita harus berjuang menangkan saudara muslim
kita yang siap menangkan Islam dan menegakkan syariat Islam," tegasnya.
Terkait adanya perbedaan pendapat dikalangan umat Islam tentang pemilu,
Habib Rizieq mengatakan bahwa saat ini kondisinya darurat jadi umat
Islam boleh memanfaatkan momen ini.
"Baik, anggap pemilu itu haram karena sebagai produk demokrasi. Saya mau
tanya, daging babi itu haram atau halal? haram, tapi saat terpaksa
boleh dimakan. Tegas Allah nyatakan dalam al Quran: Barangsiapa dalam terpaksa tanpa diinginkan dan kelewat batas, maka tidak ada dosa baginya," jelas Habib Rizieq.
"Daging babi haram, namun karena darurat terpaksa maka ia boleh untuk
menyelamatkan dirinya. Jika untuk kepentingan pribadi saja boleh, lalu
bagaimana dengan pemilu yang untuk kepentingan umat, untuk kepentingan
dakwah, untuk kepentingan syariat Islam, untuk kepentingan agar jangan
sampai negara diambil orang kafir, maka pemilu dibolehkan dalam keadaan
darurat," jelasnya.
"Maka kita jangan ribut dulu, ini setiap 5 tahun kita dibuat ribut, ada
yang bilang pemilu wajib, ada yang bilang haram, mubah, ada juga yang ga
tau. Kita disuruh ribut, ribuut, sementara orang lain sedang mengatur
strategi untuk merebut negeri ini saudara. Karena itu kita harus rebut
jangan ribut, dengan memenangkan Islam di 2014 dan seterusnya," pungkas
Habib Rizieq.