Tindakan brutal Detasemen Khusus 88 terhadap 22 orang warga Poso diantaranya seorang wanita yang terluka wajahnya  pada, Sabtu (3/11), dinilai oleh Ketua Bidang Nahi munkar Front Pembela Islam  (FPI) sebagai tindakan tidak jelas dan tidak terkontrol yang selalu terulang. Untuk itu, ia meminta keberadaan Densus 88 ditinjau kembali.  
"Sudah mesti dibubarkan itu Detasemen Yesus 88 (Densus 88), makin hari makin ngawur tindakan mereka itu," Kata Munarman kepada arrahmah.com, Selasa (6/11).
Terlebih lagi, menurutnya pasukan kafir  yang ia sebut berada di Detasemen Yesus 88 dalam proses interogasi  pernah melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad memperjelas sikap mereka dalam memusuhi Islam.
Munarman pun mendesak ulama dan umat Islam untuk menyadari bahwa pasukan kafir di densus 88 itu adalah perpanjangan tangan dari zionis internasional dan amerika serikat dalam memerangi Islam dan syariat Islam.
"Apalagi dibelakang densus ini ada tokoh tokoh kafir, baik pejabat tinggi kepolsisian seperti Gorries Merre maupun kalangan pengusaha kafir yang anti Islam," bebernya
Kata Munarman, penobatan SBY sebagai "Ksatria Salib Agung makin memperjelas posisi Indonesia dalam memerangi Islam dan umat Islam.
"Maka, makin jelas missi perang salib sebagai hidden agenda Densus 88 di Indonesia. Oleh karenanya sudah patut dibubarkan Densus tersebut," tandasnya.
Seperti diketahui, pada Sabtu, (03/11/2012) siang, ratusan pasukan Brimob dan Densus 88 Mabes Polri menyerbu perkampungan di Kayamanya.
Pasukan dinilai warga menembaki rumah-rumah yang saat itu melakukan aksi di jalan mendesak Polisi untuk memulangkan jenazah Kholil yang meninggal usai ditembak Densus 88 dalam "Operasi Khusus (Opsus) Poso,"  yang dilakukan pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA.
Jenazah Kholil sendiri langsung di bawah ke RSU Bhayangkara Palu atau sekitar 250 kilometer sebelah barat Kota Poso yang rencana akan di bawah ke Jakarta.

Sumber : arrahmah.com