Masyarakat
Indonesia perlu mewaspadai menjalarnya gerakan liberalisme yang merebak
saat ini. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din
Syamsuddin, jika dibiarkan, ajaran tersebut bisa membahayakan umat.
“Ajaran ini sudah merasuki kehidupan masyarakat,” ujar Din dalam
pembukaan International Research Conference of Muhammadiyah (IRCM) di
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (29/11/2012) kemarin
seperti dikutip Republika.co.id.
Din mengungkapkan, liberalisasi dan globalisasi telah mengepung semua
lini. Aset-aset maupun kekayaan milik negara rawan dikuasai asing.
Muhammadiyah, kata dia, harus memiliki peranan nyata dalam melindungi
masyarakat dari semua ini.
Muhammadiyah wajib terlibat aktif dan mencari solusi melalui kekuatan
organisasi agar kehidupan masyarakat tetap berpegang kepada nilai-nilai
lokal. Kemudian, mendorong agar tingkat kemakmuran rakyat semakin
membaik.
“Melindungi kekayaan alam, baik itu air, tanah, dan udara dari
penguasaan asing,” kata Din menegaskan. “Jangan sampai salah kelola,”
lanjutnya.
Menyambut usia satu abad, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah
menyelenggarakan International Research Conference of Muhammadiyah di
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Pembukaan seminar dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo,
Kamis (29/11) malam, dan penutupan dilakukan pada Ahad (2/12). Selain
Din Syamsuddin, hadir dalam acara itu Direktur Pascasarjana UIN Jakarta
Azyumardi Azra dan mantan ketua umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii
Maarif.
Din Syamsuddin menyambut baik diadakannya seminar yang bertujuan untuk
mencari solusi terbaik bagi Muhammadiyah dalam menatap abad ke-21.
Menurut Din, tantangan Muhammadiyah sekarang lebih berat dibanding
sebelumnya.
Menurut Gubernur Jatim Soekarwo, peran Muhammadiyah sangat penting dalam
membantu kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dapat
diaplikasikan dalam tataran masyarakat. Tanpa bantuan Muhammadiyah, kata
dia, bisa jadi ada beberapa program yang dijalankan pemprov bakal tidak
terlaksana.
Ia menyebut, tingkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah warga miskin Jatim
lebih rendah dari rata-rata nasional. “Ini semua berkat peranan penting
Muhammadiyah yang ikut berkontribusi dalam membuat kesejahteraan dan
religiusitas masyarakat Jatim lebih tinggi dari rata-rata nasional,”
ujar Pakde Karwo, sapaan karibnya.
Karena itu, ia berharap, peran yang disebarkan Muhammadiyah bisa lebih
besar setelah merayakan milad seabad. “Muhammadiyah harus bisa menjawab
tantangan zaman.”
Menurut Rektor UMM Muhadjir Effendy, seminar ini digelar untuk mencari
identitas baru Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan abad kedua
organisasi. Sejak dilahirkan Ahmad Dahlan dari sebuah kampung kecil di
Yogyakarta, kata Muhadjir, Muhammadiyah telah berkembang pesat dalam
mewarnai kehidupan berbangsa.
Agar perannya terus terjaga maka seminar ini diadakan dengan banyak
meminta masukan dari pihak luar yang secara independen dapat menilai
perjalanan organisasi secara objektif.
“Acara ini membahas Muhammadiyah dengan berbasis riset yang dilakukan berbagai profesor dari seluruh dunia,” katanya.
Sumber : Suara-islam.com