Cibiran dari pendukung kemaksiatan selalu saja muncul dari kaum pemuja kebebasan. Dalam soal Miss World, banyak yang berkomentar sinis terhadap perjuangan umat Islam Indonesia dalam melindungi masyarakat dari ajang umbar aurat yang merusak tersebut.

Salah satu komentarnya berbunyi,
"Acara dangdut di kampung-kampung lebih vulgar dari Miss World. Ajang Miss World lebih beradab, ada kontes pengetahuannya. Acara dangdut yang
ditonton anggota FPI ga diprotes,
ckckck.. Panitia Miss World ga mau
bayar FPI & MUI aja, ga dapet setoran jadi pada ngambek." ujar seseorang yang tidak berani menyebutkan namanya.

Sejak umat Islam Indonesia menolak
konser Lady Gaga dan Miss World saat ini, banyak komentar masuk ke Suara Islam Online yang membandingkan dengan dangdut seronok yang sudah menyebar ke kampung-kampung.

Namun itu bukan berarti umat Islam
diam, sudah banyak yang dilakukan
umat Islam dalam memberantas segala macam kemaksiatan termasuk dangdut seronok.

Kepada Suara Islam Online, panglima besar Front Pembela Islam (FPI) Ustadz Maman Suryadi mengatakan anggapan orang-orang liberal itu jelas tidak benar

"Anggapan orang liberal bahwa umat
Islam tidak bekerja itu salah besar, sejak awal kita FPI sudah gencar memerangi kemaksiatan semacam dangdut koplo dan lain-lain, kita sering bergerak atas keresahan dan pengaduan masyarakat," ujar Ustadz Maman, Senin (16/9/2013).

"Kasus pornoaksi dari manapun akan kita perangi, jadi tidak mungkin yang dari luar negeri kita urusin tapi yang dalam negeri tidak, hampir setiap saat kita bekerja untuk melawan kemaksiatan. Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) banyak artis-artis dangdut seronok yang sudah kita cekal.
Bahwa dangdut seronok belum bisa
dibersihkan secara tuntas itu iya, karena itu bukan tanggungjawab kita
sepenuhnya, kan ada pemerintah dan masyarakat umum lainnya yang harus bersama-sama mengatasi ini"
tambahnya.

Terkait komentar kaum liberal, Ustadz Maman menganggap itu hanya tong sampah kosong yang nyaring bunyinya.
"Mereka itu ibaratnya tong sampah yang kosong tapi paling nyaring bunyinya. Mereka tidak melakukan apa-apa selain berkomentar, mereka seolah-olah merasa bersih, merasa yang paling berperan tapi justru merekalah para pendukung kemaksiatan," ungkapnya.

"Saya tantang para pendukung Miss
World untuk turun ke lapangan, jangan berkoar-koar di dunia maya," tegas panglima FPI ini.