Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah …
Imam Besar FPI, Habib Muhammad
Rizieq Syihab, sejak lima tahun lalu melalui bukunya yang berjudul
WAWASAN KEBANGSAAN memperkenalkan istilah NKRI BERSYARIAH dan getol
mengkampanyekannya melalui berbagai media da’wah, baik mimbar dan
majelis, mau pun cetak dan elektronik.
Sedang Presiden RI Joko Widodo saat pidato kenegaraan di bulan Agustus 2015 menyatakan bahwa Islam kita adalah ISLAM NUSANTARA.
Jika yang dimaksud dengan ISLAM
NUSANTARA adalah Islam Rahmatan Lil ‘Aalamiin yang telah berurat berakar
membudaya di tengah masyarakat Nusantara, maka tentu sejalan dengan
NKRI BERSYARIAH.
Namun jika yang dimaksud dengan
ISLAM NUSANTARA adalah Islam yang dianggap sebagai Pendatang Arab yang
harus di-Nusantara-kan, sehingga semua unsur Arab dalam Islam harus
dihapuskan, maka tentu bertolak belakang dengan NKRI BERSYARIAH.
Faktanya, para pengusung dan pembela
ISLAM NUSANTARA saat ini banyak berasal dari para pentolan LIBERAL yang
selama ini sering menyerang Islam, sehingga Habib Rizieq menamakan
mereka JEMAAT ISLAM NUSANTARA disingkat JIN, bahkan belakangan diberikan
nama baru yang lebih tepat yaitu ALIRAN NUSANTARA disingkat ANUS.
1. TATHBIQ SYARIAH
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Tathbiq
Syariah di Indonesia adalah harga mati yang tidak bisa ditawar, karena
Indonesia adalah Negara Tauhid yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, sehingga Syariat Islam harus diterapkan di tengah masyarakat
muslim Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tanpa
mengebiri hak beragama kaum minoritas mana pun.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Tathbiq Syariah di Indonesia tidak boleh terjadi, karena Indonesia bukan
Negara Islam, sehingga Penerapan Syariat Islam di Indonesia merupakan
bentuk diskriminasi dan penindasan terhadap kaum minoritas, sekaligus
merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
2. PENEGAKAN KHILAFAH
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Sistem
Khilafah adalah Sistem yang harus ditegakkan, apalagi sudah berhasil
membuktikan diri selama 13 (tiga belas) abad lebih sebagai sistem
terbaik yang sukses memimpin Dunia. Dan Penegakan Khilafah adalah
sesuatu yang pasti akan terwujud, setidaknya saat kedatangan Imam Mahdi
sebagaimana dikabarkan oleh Nabi SAW, sehingga perjuangan Penegakan
Khilafah sepanjang zaman akan selalu menjadi andil penting untuk membuka
jalan bagi kedatangan Sang Imam.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Sistem Khilafah adalah sistem kadaluwarsa yang tidak relevan lagi dengan
zaman kekinian, sehingga Penegakan Khilafah di zaman sekarang tidak
lagi realistis, bahkan merupakan suatu utopis yaitu hanya mimpi yang
tidak akan terwujud.
3. SISTEM DEMOKRASI
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Sistem
Demokrasi yang baru lahir sejak Revolusi Kebudayaan Perancis pada tahun
1789 M adalah Sistem Sekuler yang bertentangan dengan ajaran Islam,
sehingga umat Islam haram melaksanakannya, kecuali terpaksa, sambil
tetap berusaha menggantinya kembali dengan Sistem Khilafah yang telah
dicontohkan Nabi SAW.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Sistem Demokrasi adalah Sistem paling ideal saat ini karena memisahkan
urusan agama dari urusan negara, dan melindungi semua agama tanpa
diskriminasi, sehingga sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan Lil
‘Aalamiin.
4. HAK ASASI MANUSIA (HAM)
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa HAM
adalah Hak yang melekat sejak lahir pada setiap orang sebagai karunia
Allah SWT, sehingga HAM tidak akan pernah bertentangan dengan KAM
(Kewajiban Asasi Manusia) yang ditetapkan Allah SWT. Karenanya, segala
bentuk kema’siatan dan kemunkaran adalah bukan HAM.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
HAM adalah hak yang melekat sejak lahir pada setiap orang secara alami,
sehingga tidak ada kaitan dengan aturan agama apa pun. Karenanya, Iman
dan Kufur, serta Taat dan Ma’siat adalah merupakan HAM setiap manusia
yang tidak boleh diintervensi siapa pun.
Itulah sebabnya, Aliran Sesat dan
LGBT (Lesbi, Gay, Bisexual dan Transgender) bagi NKRI BERSYARIAH bukan
HAM, tapi bagi ISLAM NUSANTARA merupakan HAM.
5. KESETARAAN GENDER
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa dalam
Islam tidak ada Kesetaraan Gender, tapi yang ada adalah Keserasian
Gender. Allah SWT menciptakan pria dan wanita dengan kodrat perbedaan
biologis dan phsycologis untuk berbagi peran dan tugas, serta hak dan
kewajiban, sehingga tercipta keserasian untuk keseimbangan dan
keharmonisan kehidupan umat manusia.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa pria dan wanita setara dengan hak dan kewajiban yang sama tanpa ada sedikit pun perbedaan.
Oleh karenanya, bagi NKRI BERSYARIAH
bahwa hak waris anak laki dan perempuan dalam Islam, hingga hak
kepemimpinan rumah tangga dan negara, sudah tepat sesuai dengan kodrat
peran dan tugas serta kewajiban masing-masing, tapi bagi ISLAM NUSANTARA
tidak adil dan tidak relevan lagi, sehingga harus diubah agar sesuai
dengan tuntutan zaman modern.
6. TOLERANSI
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Toleransi
antar umat beragama menjamin setiap umat beragama bebas meyakini
kebenaran agama yang dianutnya dan bebas menolak agama lain yang tidak
diyakininya, asal tidak menghina agama lain tersebut.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Toleransi antar umat beragama mengharuskan setiap umat beragama untuk
mengakui kebenaran semua agama, sehingga tidak boleh ada umat beragama
mengklaim bahwa agamanya saja yang benar, sedang yang lain salah,
karena semua agama sama dan semuanya benar.
7. PRIBUMISASI ISLAM
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Islam
adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT dari langit, dan pertama
kali diturunkan ke tengah bangsa Arab untuk disebar-luaskan ke seluruh
umat manusia, sehingga Islam adalah Agama Langit bukan Agama Arab,
apalagi Rasulullah SAW tidak pernah meng-Arab-kan Islam, tapi sebaliknya
justru meng-Islam-kan Arab, bahkan meng-Islam-kan seluruh bangsa di
Dunia. Selain itu, Islam sebagai agama Allah SWT Sang Pencipta dan
Pemilik Bumi tidak akan pernah menjadi pendatang di Bumi Allah SWT, tapi
akan selalu menjadi Pribumi di setiap pelosok Bumi Allah SWT.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Islam di Indonesia adalah agama pendatang dari Arab yang harus
di-Nusantara-kan, sehingga semua unsur Arab dalam Islam harus dihapus
dan diganti dengan budaya Nusantara.
8. ISLAM dan ARAB
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Islam dan
Arab tidak bisa dipisahkan, karena Islam pertama kali diturunkan di
tengah masyarakat Arab, dan Rasulullah SAW adalah bangsa Arab, serta
Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab, bahkan Bahasa Akhirat nanti
adalah tetap Bahasa Arab. Dan hukum apa pun yang sudah ditetapkan oleh
Allah SWT dan Rasulullah SAW maka sudah jadi Ajaran Islam, sehingga
tidak lagi disebut Budaya Arab atau ‘Ajam, karena sudah jadi milik
seluruh muslim apa pun suku bangsanya.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Islam dan Arab harus dipisahkan dengan cukup ambil Islamnya dan buang
Arabnya, sehingga semua budaya Arab dalam ajaran Islam harus dihapus dan
diganti.
Oleh karenanya, hukum Salam, Jilbab,
Jenggot, Jubah, Sorban, Cambuk Pemabuk, Potong Tangan Pencuri, Rajam
Penzina, hingga Meratakan Shoff Sholat, semuanya bagi NKRI BERSYARIAH
adalah ajaran Islam yang harus diikuti, tapi bagi ISLAM NUSANTARA semua
itu hanya tradisi Arab yang tidak perlu diikuti, karena tidak ada kaitan
dengan Islam.
9. PERBEDAAN dan PENODAAN
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa Aliran Sesat seperti Ahmadiyah dan yang sejenisnya adalah Penodaan Agama yang harus dilarang.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
Aliran Sesat apa pun tidak boleh dilarang, bahkan harus dilindungi dan
diberi kesempatan yang sama dengan agama apa pun untuk berkembang,
karena itu adalah bagian dari kebebasan beragama dan berkeyakinan.
10. PEMIMPIN KAFIR
Bagi NKRI BERSYARIAH bahwa orang
kafir tidak boleh menjadi pemimpin Wilayah Islam atau Wilayah Mayoritas
Muslim, karena Al-Qur’an dan As-Sunnah melarangnya. Jangankan kafir,
orang muslim saja jika tidak bertaqwa dan tidak berakhlak mulia tidak
boleh jadi pemimpin. Jadi yang boleh jadi pemimpin hanya muslim yang
beriman dan bertaqwa serta berakhlaqul karimah.
Sedang bagi ISLAM NUSANTARA bahwa
orang kafir boleh menjadi pemimpin Wilayah Islam atau Wilayah Mayoritas
Muslim, karena manusia mana pun dan apa pun agamanya punya hak yang
sama. Bahkan pemimpin kafir yang jujur lebih baik dari pemimpin muslim
yang korup.
NKRI BERSYARIAH atau ISLAM NUSANTARA ?
Kini, umat Islam tinggal memilih :
Ikut Habib Rizieq yang mengusung NKRI BERSYARIAH atau ikut Presiden
Jokowi yang mengusung ISLAM NUSANTARA … ?
Allah SWT berfirman dalam QS.2.Al-Baqarah ayat 256 :
لَا
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن
يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
Shodaqollaahul ‘Azhiim …
(Forum Diskusi Santri FPI)
Sumber : www.habibrizieq.com