JAKARTA - Wakil Panglima DPP Front Pembela Islam (FPI), Ustadz Jordan Al-Fattah menyatakan masih akan terus melakukan pendataan sejumlah laskar FPI yang menjadi korban kebengisan aparat kepolisian. Hal itu menyusul terjadinya bentrokan antara laskar FPI dengan aparat kepolisian di depan Gedung DPRD dan Walikota DKI Jakarta pada Jum’at kemarin.

“Korban dari aksi kali ini akan kita data, siapa saja yang yang terluka akibat kekejian aparat? Berapa teman-teman yang hilang? Berapa kendaraan yang dirusak oleh aparat? Itu semua sedang kita data,” kata Ustadz Jordan di markas DPD FPI DKI Jakarta, Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, pada Jum’at (3/10/2014).

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono mengatakan 20 orang massa FPI telah diamankan aparat kepolisian. Namun Ustadz Jordan menegaskan, tak akan mudah percaya dengan data dari luar, melainkan akan memastikan kondisi laskar FPI korban bentrokan dengan aparat, melalui data yang diferivikasi dari internal FPI sendiri.

“Kita bersama tim di laskar FPI akan terus mencari, kita juga tidak tahu apakah benar semua laskar kita ditangkap atau ada yang hilang? Atau apakah mereka sudah pulang ke rumah masing- masing, kita juga belum tahu. Jadi kita masih mencari tahu semua data teman-teman,” ujarnya. Untuk diketahui, bentrokan antara laskar FPI dengan aparat dipicu sikap berlebihan aparat kepolisian sendiri dalam melakukan pengamanan. Selain itu, sejumlah laskar FPI juga menjadi korban anarkisme aparat.

Ahok Pemicu Bentrok FPI dengan Aparat Kepolisian!

Ustadz Jordan menegaskan bahwa Polisi sendiri dan Basuki Tjahaj Purnama alias Ahok sebagai aktor intelektual pemicu bentrok. Hal itu disampaikan Ustadz Jordan usai melaksanakan aksi penolakan terhadap Ahok, lantaran melarang penjualan hewan qurban dan pemotongan hewan qurban di halaman masjid dengan alasan menjaga kebersihan.

“Ini akibat penjagaan aparat yang terlalu berlebihan. Kami datang ke sana bukan untuk bentrok, tetapi karena melihat aparat yang bersikap begitu, laskar tidak bisa diam!” kata Ustadz Jordan di depan markas DPD FPI DKI Jakarta, Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, pada Jum’at (3/10/2014).

Menurut Ustadz Jordan aksi FPI ke depan gedung DPRD hanya ingin menyampaikan aspirasi dan menuntut sikap tegas anggota dewan untuk melengserkan Ahok.

“Aparat berlebihan dalam aksi kita kali ini, itulah yang menjadi pemicu, kita hanya ingin ketemu anggota dewan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Ahok sebagai pemimpin kafir yang telah bersikap arogan terhadap umat Islam sehingga FPI tak rela dipimpin oleh Ahok, hingga terjadinya aksi penolakan yang berakhir bentrok.

“Ini lantaran Ahok, sialan dangkalan! Dia sebenarnya pemicu bentrok. Ahok ketakutan, kalau dia mau bertemu dengan kami, tentu tidak akan ada aksi yang berakhir bentrok seperti ini,” tegasnya.

Seperti diberitakan, bentrok bermula dari aksi yang digelar gabungan tiga ormas Islam di depan gedung DPRD DKI. Massa yang terdiri dari anggota Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pembela Islam (LPI), Forkabi, FBR dan Gerakan Masyarakat Pembela Umat Rasullulah (Gempur) itu mendesak pengangkatan Ahok atau Zang Wan Xie alias Basuki Tjahja Purnama, sebagai gubernur dibatalkan.

Nama Laskar yang ditangkap dan berada di POLDA METRO JAYA adalah sbb :

1.H.atot(petamburan)
2.pak atim(petamburan)
3.anto(petamburan)
4.H.abdurrohim (pondok bambu)
5.Heru (pondok gede)
6.agus bambang (bogor)
7.dede maulana
8. Manul ciseeng (bogor)
9. Sarif (tanjung priuk)
10.noto (sunter)
11.taupik (tasik )
12.ma'mun (tasik)
13 asep (kerawang)
14.aderi ceki (majalengka)
15.abdurrahma(utep)
16. Udan
17. Ramlan
18. Dadan
19. Iman
20. Dadan saipudin
21. Irwan Arsidi petamburan
22.dan terakhir hb shahab anggawi (panglima laskar dki) di bawa ke polda tadi malam.