Front Pembela Islam (FPI) memberi acungan jempol kepada Wali Kota Surabaya Ibu Tri Rismaharini yang berani menutup lokalisasi Dolly. Atas keberanian itu, FPI menjuluki Risma sebagai "singa betina".Rencana Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini menutup lokalisasi Gang Dolly dan Jarak, ada 19 Juni atau 10 hari sebelum bulan puasa, menuai banyak pertentangan, termasuk dari wakilnya sendiri, Whisnu Sakti Buana. Namun, Risma mendapat dukungan kuat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur.

"Saya mendukung penuh langkah Bu Risma menutup lokalisasi Dolly sarang maksiat itu. Kami harap ada 'singa jantan' yang juga turut serta mendukung penutupan Dolly," kata Ketua FPI Jawa Timur Bidang Nahi Mungkar, KH Muhammad Dhofir, Rabu (14/5/2014).

Hal itu disampaikan Ketua FPI Jawa Timur bagian Nahi Mungkar, KH Muhammad Dhofir saat ikut menemui Risma di kantornya, bersama Ormas Islam lainnya yang juga anggota GUIB dan MUI Jawa Timur, Rabu (14/5).

"Seluruh umat Islam, Bismillah siap berjuang dengan elemen lain untuk memback-up Ibu Wali Kota
menutup Dolly," tegas Kiai Dhofir di hadapan Risma.

Belum jelas, siapa yang dimaksud ulama asal Madura itu sebagai "singa jantan". Yang jelas, beliau menyayangkan sikap Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang justru menolak penutupan Dolly, yang mestinya mendukung sepenuhnya kebijakan wali kota-nya.

"Saya terkejut. Bukannya kami ingin bergerak. Kami hanya ingin mendorong, dan Alhamdulillah, sebelum kami bilang ternyata Ibu Risma sudah melakukannya (menutup Dolly). Ibu Risma adalah singa betina, saya harap ada singa laki-laki yang ikut. Karena punya keberanian," tandas Kiai Dhofir.

Yang jelas, beliau menyayangkan sikap Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang justru menolak penutupan Dolly. "Terus terang saya heran, mengapa justru penolakan berasal dari wakil Risma sendiri," ujarnya.

Siang tadi, FPI Jawa Timur beserta 57 ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim mendatangi kantor wali kota di Jalan Mustajab, Surabaya, untuk memberikan dukungan kepada Risma atas kebijakan penutupan Dolly pada 19 Juni mendatang.
Menurut mereka, langkah wali kota perempuan pertama Surabaya itu adalah upaya amar ma'ruf nahi mungkar yang perlu didukung oleh semua elemen umat Islam.

Selain FPI, sejumlah ormas Islam yang mendukung penutupan Dolly antara lain Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Laskar Arif Rahman Hakim, Forum Madura Bersatu, Al-Bayyinat, Ikatan Da'i Muda Indonesia, Pemuda Muslimin Indonesia, dan Front Anti Aliran Sesat Jawa Timur di bawah komando MUI, GUIB Jawa Timur.