Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf membantah NU telah mengambil sikap dengan tegas yang menolak keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia
dan Front Pembela Islam (FPI). Menurut dia, pernyataan yang dikeluarkan
oleh Katib Aam PBNU KH Malik Madani dalam rapat gabungan Syuriyah dan
Tanfidziyah PBNU merupakan pendapat pribadi.
“Tidak usah diributkan lagi lah HTI dan FPI itu. Mereka itu hanya
perlu diberikan pendekatan. Jadi tidak benar bahwa NU telah mengeluarkan
pernyataan yang menolak keberadaan HTI dan FPI,” kata Slamet ketika
dihubungi suara.com melalui sambungan telepon, Minggu (4/5/2014).
Namun, Slamet tidak mau merinci pendekatan yang harus dilakukan
kepada dua ormas tersebut. HTI dan FPI merupakan dua ormas yang dituding
kerap melakukan tindakan anarkis. Berdasarkan data Mabes Polri, FPI
pada tahun 2010 sebanyak 29 kasus kekerasan dan 2011 ada lima kasus, di
daerah Jawa Barat (Jabar), Banten, Jawa Tengah (Jateng), Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Sebelumnya, Katib Aam PBNU KH Malik Madani mengungkapkan, jajaran
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengambil sikap terang perihal
gerakan HTI dan FPI. Mereka mengimbau warga NU untuk tidak menyetujui
bahkan terlibat dalam aksi-aksi gerakan keduanya. Karena, semangat dua
organisasi yang disebut terakhir berada di luar nilai-nilai dakwah ahlussunnah wal jamaah.
“Warga NU tidak boleh terpengaruh oleh HTI dan FPI,” ujar Kiai Malik,
mengimbau pengurus wilayah dan cabang NU di daerah untuk menjaga aqidah
warga NU setempat dari segala ajaran sempalan di dalam Islam.
“Kalau gerakan HTI bertolak belakang dengan kesepakatan Pancasila sebagai asas tunggal negara,
aksi-aksi yang dilancarkan FPI tidak mengacu pada semangat dakwah
aswaja, “kata Kiai Malik, seperti dilansir dari laman nu.or.id.
Praktik amar makruf dan nahi munkar model FPI, tidak terdapat acuannya di dalam kitab-kitab ulama mazhab, tandas Kiai Malik.
Portal NU Milik Siapa..???
Portal NU yang
mengklaim sebagai web resmi NU sering membuat berita perpecahan antar
kaum muslimin.Ini dimungkinkan karena para tokoh liberal sudah
mengendalikan penuh kepengurusan pusat NU.
Seharusnya menurut
ETIKA JURNALISTIK, Portal NU harus memuat klarifikasi Slamet, Karena
bagaimanapun politisi Golkar ini adalah salah satu ketua NU pusat.
Bukan kali ini saja portal NU merilis berita yang membuat sesak kaum
muslimin, Beberapa waktu lalu Nu.or.id merilis berita semangatnya NU
menjalin kerjasama dengan Islam Jama'ah/LEMKARI/LDII yang sudah di fatwa
sesat oleh Majelis Ulama Indonesia di zaman KH Ahmad Sahal Mahfudz
(alm) masih memimpin MUI secara resmi disamping sebagai Rois 'Am NU.
Berbeda sikap Portal NU yang sangat mesra dengan aliran-aliran sesat
semacam LDII, Ahmadiyah, JIL, Syiah dll, media ini sangat keras terhadap
sesama ormas Islam yang istiqomah memperjuangkan Islam seperti FPI dan
HTI.
Portal NU juga sangat mesra menjalin hubungan dengan non
muslim, Tetapi anda akan mendapati cover depan web ini memberikan
peringatan terhadap gerakan-gerakan Islam yang berbeda pendapat dengan
NU.Contohnya seperti peringatan kewaspadaan terhadap MTA, Hizbut Tahrir,
PKS, Salafy dll Atau lebih tepatnya KERAS TERHADAP SESAMA MUSLIM, TAPI
LEMAH LEMBUT DENGAN ORANG KAFIR.Wallahua'lam.