Portal NU Online, Jumat (2/5/2014) memuat
pernyataan bernada sumir KH. Malik Madani terhadap ormas FPI. Tidak ada
angin, tidak ada hujan, Katib Am PBNU tersebut membuat pernyataan
“Warga NU tidak boleh terpengaruh oleh FPI.” Himbaunya kepada pengurus
NU wilayah dan daerah. Selain itu, ia juga menyebut salah satu ormas
lainnya.
Secara serampangan Malik memvonis FPI adalah ajaran
sempalan Islam, “Praktik amar makruf dan nahi munkar model FPI, tidak
terdapat acuannya di dalam kitab-kitab ulama mazhab” ujarnya
menambahkan.
Sosok yang dulu ikut membenarkan Gus Dur mengganti
Salam dengan ucapan “Selamat Pagi” itu juga mengatakan bahwa pergerakan
ormas FPI berada diluar nilai-nilai Ahlussunnah wal jamaah.
Entah apa motivasi Malik membuat tuduhan tersebut. Sebelumnya dikabarkan
banyak pengurus NU di daerah-daerah yang ikut bergabung ke dalam FPI.
Dari merekalah FPI tumbuh pesat di berbagai daerah (Tumbuh 110 Persen
sepanjang 2012-2013, Data Munas III FPI).
Praktik Amar Makruf
Nahi Munkar (AMNM) FPI yang ditentang juga tidak jelas. Apakah terkait
aksi FPI yang rajin sweeping minuman keras dimana-mana? Apakah terkait
ketegasan FPI menggagalkan konser artis cabul Lady Gaga beberapa waktu
lalu? Apakah juga terkait ketegasan FPI menggagalkan kampanye homoseks
dan lesbianisme Irsyad Manji?
Belum jelas pula aksi amar makruf
nahi munkar FPI mana yang ditentang Malik? Apakah terkait aksi FPI yang
berhasil menutup dan mempidanakan pimred majalah Playboy? Apakah
terkait pula aksi FPI yang yang mendukung disahkannya Undang Undang Anti
Pornografi dan Pornoaksi? Ataukah aksi penuh resiko FPI yang hendak
menutup aneka pelacuran di berbagai daerah?
Masih belum jelas
pula, Aksi Amar Makruf Nahi Munkar FPI mana lagi yang ditentang Malik?
Apakah terkait ketegasan FPI terhadap maraknya Gereja Liar? Apakah juga
terkait aksi FPI yang banyak memerangi aneka kristenisasi? Atau juga
ketegasan FPI terhadap aliran Ahmadiyah yang mengaku punya nabi setelah
Nabi Muhammad?
Dalam perjuangan Hisbah (Amar Makruf Nahi
Munkar) FPI punya landasan kuat dari Al-Qur’an Hadits dan dari
ulama-ulama bermadzhab Ahlus Sunnah wal Jammaah. Bahkan di dalam AD/ART
FPI jelas dituliskan FPI berakidah Asy’ariyah dalam akidah dan
Syafi’iyah dalam fikih. FPI siap mempertanggung jawabkan secara ilmiyah.
Adalah KH. Hasyim Muzadi, Mantan ketua PBNU, beliau sering mengatakan
diberbagai kesempatan, bahwa FPI adalah Banser NU zaman dulu yang gigih
memperjuangkan dan membela Islam. Pimpinan pondok pesantren Al-Hikam
Malang itu juga kerap kali di undang FPI diberbagai kesempatan tabligh
akbar. Beliau jugalah yang menentang keras wacana pembubaran FPI yang
dihembuskan Aqil Siraj dan gerombolan liberal di Indonesia.
Umat Islam saat ini membutuhkan figur pemersatu. Perpecahan dan ketidak
harmonisan di tubuh umat Islam sudah kian parah. Seharusnya para tokoh
Islam tidak makin memperlebar jurang perpecahan. Para tokoh Islam
seharusnya mengedepankan sikap toleransi terhadap masalah-masalah
furuiyah. Dialog mesti dikedepankan, bukan sikap arogan dan merasa
paling benar sendiri.