Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) Jawa
Barat, KH.Abdul Kohar Al-Qudsy mengatakan, pihaknya menjaga umat Islam,
khususnya anggotanya di Jawa Barat agar tak terpengaruh dan terlibat pergerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Apalagi kalau sampai masuk nggak boleh, pusat mengeluarkan larangan
tegas, untuk tidak terlibat ISIS dalam aktivitas apapun,” ujarnya kepada
Republika Online, Ahad (3/8).
KH.Abdul Kohar Al-Qudsy
mengatakan, dalam menyebarkan ajaran Islam berdasarkan medan juangnya,
FPI memiliki tiga konsep yang mesti dibedakan. Yakni konsep dakwah, amar
maruf nahi munkar dan jihad. Dikatakannya, dakwah memiliki
karakteristik santun, simpatik, dan menarik yang tak dibarengi
kekerasan.
Dia melanjutkan, amar maruf nahi munkar memiliki karakteristik tegas namun tetap sesuai prosedur dalam memberantas kemunkaran.
“Kalau ada zona kemunkaran, kita laksanakan penertiban sesuai prosedur,
kita dorong agar mereka menutup tempat kemunkaran,” terangnya. Maksud
dia, sesuai prosedur menyangkut perizinan aksi dari mulai tingkat RT,
RW, kelurahan, sampai tingkat provinsi.
Selanjutnya jihad.
Sifatnya lebih keras dan diterapkan ketika umat islam diserang dan
berada di zona konflik. Ia mencontohkan, perlunya umat islam melawan dan
berjihad misalnya warga palestina ketika diseang, atau ketika terjadi
konflik di Poso. “Ketiga medan juang ini memiliki persyaratan tertentu,
dan FPI berkewajiban memahamkannya kepada umat agar tak salah kaprah,”
tegasnya.