ACEH - ISIS (Islamic State of Iraq and Syira) disebut-sebut telah
berkembang dan berhasil merekrut ribuan warga di Provinsi Aceh, bahkan
dilaporkan ISIS Aceh tunduk langsung pada garis komando tertinggi, Abu Bakar Albahdadi.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Front Pembela Islam (DPD-FPI ACEH) Tgk
Muslim Attahiri, MA, mengatakan bahwa keberadaan jaringan ISIS di Aceh
sebenarnya hanya isu yang dibesar-besarkan oleh pihak Yahudi. Herannya,
kenapa diberitakan di Aceh pengikutnya sudah ribuan orang.
"Padahal selama ini masyarakat Aceh tidak tahu menahu apa itu ISIS
seperti yang diberitakan oleh media," jelas Pimpinan Dayah Darul
Mujahidin, Blang Weu Panjoe, Blang Mangat, Lhokseumawe.
Menurutnya, isu ini sengaja diangkat oleh pihak-pihak yang
berkepentingan untuk membuat perpecahan atau mengotak-atik Aceh agar
umat Islam terpecah belah. Karena, di Iraq sendiri orang-orang tersebut
diklaim sudah berhasil memecah belah umat Islam di sana seperti Sunni
dan Syiah dan negara-negara lainnya. Hal ini semacam ada orang yang
mengompor-ngompori dan ada upaya untuk menghadirkan isu di Indonesia
dimana saat ini sedang melakukan kepedulian terhadap Palestina, sebab
Amerika tidak senang dengan kebangkitan Islam, sehingga mereka membuat
isu ISIS dan mengait-ngaitkan dengan kelompok itu dan langsung menangkap
pihak-pihak yang disinyalir terlibat.
Sebenarnya dalam kontek
Aceh, menurut Tgk Muslim tidak butuh ISIS seperti di Iraq dan Syiria.
"Aceh tidak butuh ISIS, dan sebenarnya di Aceh tidak ada perkembangan
ISIS seperti yang diberitakan di media."
Karena, kalaupun ada
jaringan tersebut sudah pasti itu bisa dicium oleh masyarakat, apalagi
sudah diberitakan ribuan. Ini semacam gertak dari pihak tertentu,
mungkin ada oknum atau jaringan mereka yang jumlahnya sedikit tapi
mereka membesar-besarkan diri.
Berbicara Jihad, disebutkan Tgk
Muslim, selama ini FPI juga aktif melakukan jihad di medan juang dengan
menempuh tiga tahap yakni, medan dakwah. Artinya orang yang belum tahu
tentang Islam, maka kita dakwahkan kepada mereka. Kemudian medan hisbah,
artinya orang sudah memeluk Islam tapi dia belum mengamalkannya dengan
kita jalankan Amar Makruf Nahi Munkar seperti di Aceh dan mencari solusi
apa sebenarnya yang harus diterapkan di Aceh.
Kemudian yang
ketiga adalah medan jihad, artinya ada pemetaan atau wilayah yang harus
hisbah dan jihad misalkan di Palestina yang memang harus dengan cara
mengangkat senjata.
"Tapi kalau kita di Aceh baru diserang
dengan pemikiran. Karenanya kita harus jihad ghazul fikri, yakni
melawannya dengan pemikiran," demikian katanya.
Dilain sisi
agar umat tidak mudah terpecah belah, FPI Aceh giat memperkenalkan
ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, sehingga orang tidak mudah terpengaruh
dengan aliran-aliran yang mengatasnamakan Ahlussunnah wal Jamaah. Jika
pun ada kelompok yang mengatasnamakan itu, umat sudah punya saringannya.
Disamping itu, FPI sebagai wadah dakwah Islam di Aceh juga mendesak
Pemerintah Aceh agar melaksanakan Syariat Islam secara kaffah. Sebab,
syariat Islam adalah solusi kedamaian di Aceh. Kalau syariat Islam sudah
jalan, maka tidak ada lagi isu-isu atau gerakan-gerakan yang
mengatasnamakan syariat Islam, dan pihak-pihak yang menjual program demi
syariat, padahal di belakangnya tidak tahu.