Front Pemberla Islam (FPI) Aceh mendesak Pemerintah Aceh untuk menuntut kedua kontestan illegal yang mengaku berasal dari Aceh yang sudah mencoreng nama baik Serambi Mekkah.

“Ini persoalan serius. Jika tidak ada respon, kita (FPI) akan menempuh jalur hukum untuk menuntut panitia dan kontestan yang mengatasnamakan Aceh,” tegas Tgk Mustafa Husen Woyla, Jubir FPI Aceh kepada Arrahmah.com, pagi ini.

Apalagi, imbuh Tgk Mustafa, salah satu kontestan asal Aceh Jeyskia Ayunda Sembiring, pernah melontarkan statmen di media sosial, “Wanita Aceh tidak identik dengan jilbab.” Jadi, jika mewakili Aceh sah-sah saja tidak berjilbab.

“Itu tafsiran dari kata-kata Jeyskia,” katanya.

Secara khusus FPI Aceh mengecam dipilihnya wakil Aceh di Miss Indonesia, Ratna Nurlia, model asal Surabaya yang berdarah Aceh dan Jeyskia Ayunda Sembiring di kontes Puteri Indonesia.
“Baik dipilih secara prosedur apalagi main comot-comot,” jelas Tgk Hesen.

“Aceh tidak akan rugi dengan tidak adanya keterwakilan di ajang ala manusia jahiliyah tersebut. Jika menghargai kemajemukan maka hargai Aceh dengan keislaman yang dianut oleh mayoritas rakyat Aceh.

Malah rakyat Aceh bangga dengan ketidakikutsertaan ke ajang maksiat itu. Tidak adanya peminat dari dara Aceh asli, sebenarnya sudah menjadi indokator bahwa Aceh menolak perhelatan mengekploitasi wanita tersebut,” ungkapnya.

Dia juga menyebut Liliana Tanoesoedibjo selaku Chairwoman of Miss Indonesia Organization sebagai tidak berprikemanusiaan.

“Itulah kata-kata yang tepat kita alamatkan kepadanya. Liliana memang selalu kloe prip (keras kepala) demi menghasilkan rupiah. Tak peduli dengan moralitas bangsa,” katanya.

Sumber :  www.arrahmah.com