Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Al-Barro' ibnu Malik Al-Anshori RA adalah saudara Anas ibnu Malik
Al-Anshori RA Sang Pelayan Nabi SAW yang telah dipaparkan kisahnya pada
artikel yang lalu.
Al-Barro' RA berperawakan sangat kurus,
sehingga badannya tampak bagai kulit membalut tulang. Namun demikian, ia
seorang yang sangat kuat dan pemberani.
KUAT DAN PEMBERANI
Kekuatan Al-Barro' RA terbukti dengan ia berhasil membunuh 100
(seratus) orang kafir melalui "Mubaarozah" yaitu duel satu lawan satu di
berbagai pembukaan pertempuran, sebagaimana tradisi perang di zamannya.
Ditambah lagi sudah tidak terhitung orang kafir yang dibunuhnya dalam
setiap pertempuran.
Ada pun keberaniannya, tak seorang Shahabat
pun yang mengingkarinya. Bahkan saking beraninya Al-Barro' RA hingga
Khalifah Umar ibnul Khaththab RA menyurati para Gubernurnya dan berpesan
:
" لا تولوا البراء جيشا من جيوش المسلمين مخافة أن يهلك جنده بإقدامه ".
"Jangan kalian tugaskan Al-Barro' untuk memimpin pasukan Tentara Islam,
karena khawatir ia akan membinasakan pasukannya sendiri akibat
kenekatannya."
MEMBURU NABI PALSU
Sebelum Rasulullah
SAW wafat, muncul Nabi Palsu Musailamah Al-Kadzdzaab dari Yamamah di
Najd. Dan Nabi SAW mengancam akan memeranginya, namun beliau SAW wafat
sebelum sempat mengirim Tentara Islam ke Yamamah di Najd.
Kemudian Khalifah Abu bakar RA melanjutkan rencana Nabi SAW dengan
mengirim pasukan pertama dipimpin oleh 'Ikrimah RA ke Yamamah di Najd
untuk memerangi Musailamah Al-Kadzdzaab. Namun pasukan pertama ini
berhasil dipukul mundur oleh musuh.
Lalu, Khalifah Abu Bakar RA
mengirim pasukan kedua dipimpin oleh Khalid ibnul Walid RA yang di
dalamnya terdapat Al-Barro' ibnu Malik Al-Anshori RA.
PERANG YAMAMAH
Pada serangan pertama, Pasukan Khalid ibnul Walid RA sempat kewalahan
menghadapi pasukan musuh. Bahkan musuh sempat berhasil menyerang kemah
Panglima Khalid RA dan hampir membunuh isterinya yang ikut
mendampinginya.
Akhirnya, Panglima Khalid RA merubah strategi
dengan membagi pasukan sesuai kelompoknya masing-masing, antara lain :
Pasukan Muhajirin dan Pasukan Anshor serta Pasukan kelompok lainnya.
Panji Muhajirin dipegang oleh Salim Maula Abi Hudzaifah RA seorang
Penghafal Al-Qur'an yang dengan gagah berani menerjang musuh hingga
syahid dengan putus kedua tangannya.
Dari kalangan Muhajirin
ada Zaid ibnul Khaththab RA saudara Sayyiduna Umar ibnul Khaththab RA
yang juga habis-habisan bertempur hingga mati syahid.
Panji
Anshor dipegang oleh Tsabit ibnu Qais RA yang menanam kedua kakinya di
dalam tanah agar tak bisa lari dari musuh. Lalu menghantam siapa saja
musuh yang mendekat sambil menegakkan panji agar tak jatuh, hingga ia
mati syahid di tempatnya.
MEMBANGKITKAN SEMANGAT
Dari
kalangan Anshor ada Al-Barro' ibnu Malik RA yang berperang dengan gagah
berani. Tatkala ia melihat banyak kalangan Muhajirin dan Anshor serta
lainnya yang gugur, lalu ia khawatir akan menurunkan semangat jihad
pasukan muslimin, maka ia berteriak sambil menghunuskan pedangnya :
" يا معشر الأنصار ، لا يفكرن أحد منكم بالرجوع إلى المدينة . فلا مدينة لكم بعد اليوم ... وإنما هو الله وحده ... ثم الجنة ... "
"Hai segenap Anshor, jangan ada seorang pun dari kalian yang berfikir
untuk kembali ke Madinah. Tidak ada Madinah bagi kalian setelah hari ini
... yang ada hanya Allah Yang Maha Esa ... kemudian Surga ... "
Teriakan Al-Barro RA berhasil membangkitkan semangat tempur pasukan
muslimin, sehingga mereka dengan gagah berani terus menerjang
habis-habisan dan mati-matian untuk memporak-porandakan pasukan musuh.
Pasukan Musailamah Al-Kadzdzab terdesak dan terpukul mundur. Akhirnya
mereka lari masuk dalam Benteng mereka, dan menutup gerbang untuk
berlindung dari kejaran Tentara Islam.
TAMAN KEMATIAN
Dari dalam Benteng, pasukan Nabi Palsu menghujani Tentara Islam dengan
anak panah sebanyak-banyaknya, sehingga pasukan Khalid RA menjauh dari
Benteng agar tidak menjadi sasaran panah musuh.
Namun Al-Barro
RA sebaliknya, dia tidak mau menjauh dari Benteng. Bahkan ia dengan
tubuhnya yang kurus lagi ringan naik berdiri di atas perisai, dan
meminta beberapa Tentara Islam dengan tombak-tombak mereka mengangkat
perisai tersebut dan melemparnya ke dalam Benteng tidak jauh dari
gerbang.
Sesampainya di dalam Benteng, Al-Barro RA dikeroyok
musuh, ia berjuang dengan susah payah mencapai pintu gerbang, puluhan
anak panah menerjangnya, dan puluhan tombak menusuk badannya, serta
puluhan pedang merobek tubuhnya. Namun ia masih mampu menumbangkan
sepuluh orang musuh dan membunuhnya.
Dalam keadaan penuh luka,
bahkan hampir sekarat, Al-Barro' RA berhasil mencapai pintu, dan dengan
tenaga terakhirnya ia berhasil membuka gerbang, lalu ia jatuh tergeletak
tak bergerak.
Setelah gerbang terbuka, Tentara Islam menyerbu
ke dalam Benteng Musuh yang di dalamnya berupa Perkebunan Kurma.
Akhirnya, Nabi Palsu Musailamah Al-Kadzdzab dengan ribuan pengikutnya
mati terbunuh dalam perkebunan yang dijadikan sebagai benteng pertahanan
mereka.
Karena banyaknya korban tewas dalam kebun tersebut, maka dinamakanlah "Hadiiqoh Al-Maut" yang artinya "Taman Kematian".
SELAMAT DAN SYAHID
Dengan izin Allah SWT, ternyata dalam peristiwa "Taman Kematian"
Al-Barro' RA selamat, walau di badannya ada lebih dari delapan puluh
luka tusukan dan sayatan. Berbulan-bulan Khalid ibnul Walid RA dan
kawan-kawannya menjaga serta merawat luka Al-Barro' RA hingga sembuh.
Setelah sembuh, Al-Barro' RA kembali ikut berjihad bersama kaum
muslimin hingga zaman Khalifah Umar ibnul Khaththab RA. Al-Barro' RA pun
ikut dalam "Perang Tustar" yang merupakan salah satu episode penting
dalam Perang Penaklukan Persia.
Dalam Perang Tustar inilah,
Al-Barro' RA tetap bertempur dalam keadaan tangan terluka parah,
terbakar dan melepuh, akibat menyelamatkan saudaranya Anas ibnu Malik RA
dari Kaitan Baja panas membara, sebagaimana sudah dipaparkan dalam
Kisah Shahabat sebelumnya.
Akhirnya, Al-Barro' RA gugur sebagai syahid dalam Perang Tustar tersebut setelah berhasil menumbangkan banyak musuhnya.
Rodhiyallaahu 'anil Barroo' wa 'an Ummihi wa Akhiihi ..
Sumber : www.habibrizieq.com