Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
KISRA PERSIA
Sayyiduna Abdullah ibnu Hudzaafah As-Sahmi RA adalah seorang Shahabat
Nabi Muhammad SAW yang pernah bertemu dan bertatap muka langsung dengan
Kisra Persia dan Kaisar Romawi. Di kedua pertemuannya dengan pembesar
Dunia kala itu ada kisah tersendiri yang menarik.
RASULULLAH SAW MENYURATI PEMBESAR DUNIA
Di tahun 6 H, Rasulullah SAW mengutus para Shahabatnya membawa surat
beliau SAW kepada para Raja, Kaisar, Kisra serta pembesar-pembesar Dunia
lainnya, untuk berda'wah mengajak mereka masuk ke dalam agama Islam.
Salah satu utusan Nabi SAW adalah Abdullah ibnu Hudzaafah As-Sahmi RA yang diutus membawa surat untuk Kisra penguasa Persia.
BERTEMU KISRA
Saat Abdullah RA sampai di Istana Sang Raja Persia dan meminta izin
untuk menghadap, maka ia diizinkan bertemu Kisra yang dikelilingi para
menteri dan pejabat serta pengawalnya di ruang utama Istana.
Abdullah RA berdiri tegak dan gagah penuh wibawa di depan Kisra yang
duduk di singgasananya. Lalu Kisra memerintahkan pengawalnya untuk
mengambil surat Nabi SAW dari tangan Abdullah RA, tapi Abdullah RA
menolak seraya berkata dengan tegas : "Aku diperintahkan Rasulullah SAW
untuk menyerahkan surat ini langsung di tangan anda. Dan aku tidak akan
melanggar perintahnya."
Mendengar itu, Sang Kisra
mempersilahkan Abdullah RA untuk mendekat dan menyerahkan langsung
suratnya. Lalu Kisra pun membuka surat dan meminta penterjemahnya untuk
membaca dan menterjemahkan surat tersebut. Sang penterjemah membaca
pembuka surat yang berbunyi :
"بسم الله الرحمن الرحيم . من محمد رسول الله إلى كسرى عظيم فارس . سلام على من اتبع الهدى ."
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari
Muhammad Utusan Allah kepada Kisra Pembesar Persia. Salam sejahtera atas
orang yang mengikuti petunjuk."
KISRA MURKA
Baru
pembuka yang dibaca dan diterjemahkan, Kisra sudah langsung murka,
karena Nabi SAW menyebut namanya terlebih dahulu sebagai utusan Allah
SWT, baru menyebut nama Kisra.
Dengan emosi Kisra merampas
Surat tersebut dan tanpa mau tahu isinya lagi, ia langsung
merobek-robeknya seraya berkata dengan sombong dan angkuh : "Beraninya
dia berbuat ini, sedang dia adalah budakku ?!!!"
Abdullah RA
pun diusir oleh Kisra, lalu diseret keluar istana oleh para pengawal.
Abdullah RA hanya tawakkal kepada Allah SWT tentang nasib apa yang akan
menimpanya.
LARI DARI PERSIA
Di luar istana, tatkala
para pengawal lengah karena sibuk dan panik dengan kemurkaan Kisra, ia
pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk segera melompat ke kudanya dan
menunggangnya serta langsung memacunya bergegas meninggalkan lokasi.
Selang tak berapa lama, Kisra kembali memanggil para pengawal untuk
menyeret Abdullah RA ke hadapannya, namun Abdullah RA sudah tidak ada di
tempat.
Para pengawal pun berusaha mengejar Abdullah RA
dengan pasukan berkudanya, tapi tetap tidak berhasil mendapatkan
Abdullah RA, karena Abdullah RA telah memacu kudanya dengan sangat cepat
kembali menuju Madinah.
DOA NABI SAW
Sesampainya di
Madinah, Abdullah RA melaporkan semua kejadian kepada Rasulullah SAW.
Mendengar Kisra merobek-robek surat Nabi SAW, maka beliau hanya
mengatakan :
"مزق الله ملكه ."
"Semoga Allah merobek-robek kerajaannya."
UTUSAN KISRA
Kisra Persia masih murka terhadap Nabi SAW, dan penasaran ingin tahu
lebih banyak tentangnya. Maka Kisra menyurati Gubernurnya di Yaman, yang
bernama Baadzaan, agar mengirim dua orang yang tangguh dan terpercaya
untuk mencari Nabi SAW dan secepatnya membawanya menghadap Kisra.
Baadzaan pun mengirim dua orang utusannya atas nama Kisra ke Hijaz
untuk mencari kabar tentang Rasulullah SAW. Di Thoif, kedua utusan
Baadzaan bertemu dengan pedagang Kafir Quraisy dari Mekkah yang
mengabarkan bahwa Rasulullaah SAW tinggal di Madinah.
Kedua
utusan Baadzaan segera bergegas ke Madinah. Dan para pedagang Kafir
Quraisy membawa berita gembira kepada musyrikin Quraisy di Mekkah
bahwasanya Kisra Persia telah murka kepada Muhammad dan mengirim utusan
untuk menangkap dan membunuhnya.
KEMATIAN KISRA
Di
Madinah, kedua utusan Baadzaan bertemubNabi SAW dan memintanya agar ikut
mereka menghadap Kisra, dan mengancam jika Nabi SAW menolak maka Kisra
akan sangat murka, sehingga akan membahayakan keselamatan Nabi SAW,
bahkan membahayakan seluruh pengikutnya.
Rasulullah SAW hanya
tersenyum mendengar ancaman tersebut, lalu beliau mempersilakan kedua
utusan untuk istirahat dulu, dan meminta mereka kembali bertemu Nabi SAW
di hari berikutnya.
Keesokan harinya, kedua utusan Kisra
menemui Nabi SAW dan menanyakan kesiapannya untuk segera berangkat
menghadap Kisra. Lalu Rasulullah SAW mengatakan kepada mereka :
"Setelah hari ini kalian tidak akan lagi bertemu dengan Kisra, karena
dia sudah dibunuh oleh anaknya sendiri yang bernama Syirawaih."
Nabi SAW pun menyebutkan hari dan tanggal pembunuhannya. Kedua Utusan
Kisra pun terkejut. Lalu Nabi SAW mempersilahkan mereka kembali ke
Baadzaan untuk mengabarkan berita tersebut, sekaligus menyampaikan
bahwasanya Islam akan menguasai Persia, sehingga jika Baadzaan masuk
Islam, maka ia akan tetap ada dalam jabatan dan kekuasaannya.
KEISLAMAN BAADZAAN
Sesampainya kedua utusan tersebut ke Yaman dan menemui Baadzaan, lalu
menceritakan apa yang dilihat dan didengar dari Rasulullah SAW, maka
Baadzaan pun berkata : "Jika apa yang dikatakan Muhammad itu benar, maka
ia adalah betul-betul seorang Nabi."
Tidak berapa lama,
Baadzaan mendapat surat dari Syirawaih putra Kisra, yang mengabarkan
bahwa ia telah membunuh ayahnya sendiri, lengkap dengan hari dan tanggal
kejadiannya, yang sama percis dengan apa yang dikabarkan Nabi SAW. Dan
Syirawaih meminta Baadzaan untuk tetap setia kepadanya selaku penguasa
baru Persia.
Melihat kebenaran berita Nabi SAW, maka Baadzaan
pun yakin akan Kenabian Muhammad SAW, lalu ia masuk Islam bersama para
pengikutnya. Dan Rasulullah SAW tetap menempatkan Baadzaan sebagai
penguasa Yaman.
BUKTI KENABIAN
Bukti Kenabian
Rasulullah SAW dalam soal Kisra Persia tidak hanya terbatas soal berita
kematiannya. Namun Doa Nabi SAW untuk kehancuran Kekaisaran Persia dan
Info Nabi SAW bahwasanya Islam akan menguasai Persia di kemudian hari
terwujud dan terbukti.
Di zaman Kekhalifahan Sayyiduna Umar
ibnul Khaththab RA, Kekaisaran Persia tumbang di tangan Pasukan
Sayyiduna Sa'ad ibnu Abi Waqqaas RA, lalu sejak itu Persia berada di
bawah Kekhilafahan Islam.
Subhaanallaahi wal Hamdulillaahi wa Laa ilaaha illallaahu wallaahu Akbar .
www.habibrizieq.com