Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Satu lagi Propaganda Murahan tapi beracun yang digelindingkan Kaum Liberal, yang terkait soal berketurunan, yaitu :
"Lebih baik punya anak satu tapi jadi Kyai, daripada punya anak banyak tapi jadi bajingan semua."
Kalimat ini bertujuan untuk melemahkan semangat umat Islam dalam
memperbanyak keturunan. Padahal, Islam justru menganjurkan untuk
memperbanyak keturunan.
Ironisnya, Indonesia sebagai negeri
berpenduduk Muslim terbanyak dan terbesar di Dunia, justru menjadikan
kalimat beracun ini sebagai jargon dalam mengkampanyekan Keluarga
Berencana (KB).
BANYAK BERMUTU
Dalam ajaran Islam ditetapkan Dua Pilar Berketurunan, yaitu :
1. Memperbanyak Kwantitas
Rasulullah SAW serukan perbanyak KWANTITAS Keturunan melalui berbagai Hadits-Hadits Shahihnya.
Di antaranya, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk menikah agar banyak keturunan :
النكاح من سنتي ، فمن لم يعمل بسنتي فليس مني ، وتزوجوا فإني مكاثر بكم الأمم
"Nikah adalah bagian Sunnahku, karenanya barangsiapa yang tidak beramal
dengan Sunnahku maka bukan bagian dariku. Dan menikahlah kalian, karena
sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya kalian di hadapan
umat-umat lain." Sunan Ibnu Maajah hadits ke-1.843.
Dan Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk menikahi wanita yang subur :
تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم الأمم
"Nikahilah perempuan yang subur, maka sesungguhnya aku akan
membanggakan banyaknya kalian di hadapan umat-umat lain." Sunan Abu Daud
hadits ke-2.050 dan Sunan An-Nasaai hadits ke-5.342.
Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya hadits ke 12.714 dan 13.676.
2. Meninggikan Kwalitas
Allah SWT memperingatkan tentang KWALITAS Keturunan dalam QS.4.An-Nisaa ayat 9 :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا
خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
"Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan
yang benar."
Dalam ayat ini ada peringatan keras dari Allah SWT
agar setiap muslim jangan pernah meninggalkan keturunan mereka dalam
keadaan LEMAH dalam bidang apa pun : baik dalam bidang agama seperti
Aqidah, Syariah dan Akhlaq, mau pun dalam bidang lainnya seperti
Keilmuan, Tekhnologi, Ekonomi, dan lain sebagainya.
Jadi, jelas
sekali bahwa Prinsip Berketurunan dalam Islam adalah Banyak Bermutu,
bukan Sedikit Bermutu, dan bukan pula Banyak Tak Bermutu.
LEDAKAN PENDUDUK
Ledakan Penduduk dengan aneka problem sosial yang dilahirkannya adalah
alasan utama yang selalu dijadikan "dalih" untuk menolak prinsip anak
banyak yang diajarkan Islam.
Ada dua problem sosial yang selalu dikemukakan untuk "menakut-nakuti" masyarakat agar tidak beranak banyak, yaitu :
1. PROBLEM PANGAN
Kata mereka, jika manusia banyak, maka persediaan pangan tidak akan mencukupi, sehingga bisa terjadi kelaparan dimana-mana.
Ironisnya, mereka yang berteriak khawatir kekurangan pangan, justru
mereka yang berlomba-lomba menggusur lahan-lahan pertanian produktif
menjadi perkantoran, real estate, apartemen, mall, dan lain sebagainya.
Bagi orang yang beriman, cerdas dan pekerja keras, banyaknya manusia
tidak menjadi alasan untuk khawatir kelaparan, selama manusia tersebut
berkwalitas.
Bahkan banyaknya manusia justru menjadi pendorong
pengembangan sumber daya manusia, sekaligus menjadi pangsa pasar
Ekonomi Dunia yang sangat potensial.
Fakta membuktikan, saat
jumlah manusia sedikit, Allah SWT hanya berikan sedikit ilmu kepada
manusia, sehingga hanya bisa panen tanaman pokok sekali setahun.
Lalu, tatkala jumlah manusia bertambah dua kali lipat, maka Allah SWT
tambah lagi sedikit ilmu kepada manusia, sehingga bisa panen tanaman
pokok dua kali setahun.
Kemudian, tatkala manusia bertambah
lagi setiap tahunnya, maka Allah SWT terus menerus memberi tambahan ilmu
kepada manusia berupa aneka kemajuan dalam Tekhnologi Pertanian,
sehingga bisa tercukupi kebutuhan pangannya.
Ada pun Kemajuan Tekhnologi Pertanian yang telah dicapai manusia, antara lain :
a. Peningkatan Hasil berlipat-lipat dari luas lahan yang sama melalui
program Pertanian Intensif, misalnya hasil 4 ton padi per hektar menjadi
20 ton per hektar.
b. Peningkatan Ukuran dari kecil menjadi
besar melalui program Tekhnologi Enzym, misalnya dari bentuk Bawang atau
Tomat yang kecil-kecil menjadi Bawang atau Tomat yang besar-besar.
c. Peningkatan Kandungan dari sedikit menjadi banyak melalui Tekhnologi
Mutakhir, misalnya sebuah kapsul kecil sebanding dengan vitamin yang
dikandung Apel atau Jeruk sekeranjang.
2. PROBLEM PAPAN
Kata mereka, jika manusia banyak, maka akan ada bencana persediaan perumahan, karena lahan untuk perumahan sangat terbatas.
Ironisnya, mereka yang berteriak khawatir kekurangan lahan untuk
perumahan, justru mereka yang dimana-mana berlomba-lomba menggusur
ratusan hektar lahan perumahan rakyat hanya untuk "lapangan golf" demi
sekedar untuk "hiburan" orang kaya.
Bagi orang yang beriman,
cerdas dan pekerja keras, banyaknya manusia tidak menjadi alasan untuk
khawatir kekurangan lahan perumahan, karena Bumi Allah SWT teramat luas,
dan Tekhologi Perumahan pun semakin hari semakin berkembang dengan
izin Allah SWT.
Fakta membuktikan, saat jumlah manusia sedikit, Allah SWT hanya berikan
sedikit ilmu kepada manusia, sehingga untuk satu kawasan kelurahan
membutuhkan lahan puluhan hektar, karena konsep perumahan horisontal.
Namun, saat manusia bertambah berlipat-lipat, maka Allah SWT
mengaruniakan tambahan ilmu yang juga berlipat-lipat kepada manusia,
sehingga kini manusia berhasil mengembangkan konsep perumahan vertikal.
Lihat saja, kini konsep perumahan rakyat tidak lagi melebar secara
horisontal, tapi menjulang tinggi ke atas secara vertikal, sehingga
hanya beberapa apartemen saja sudah bisa menampung penduduk satu
kelurahan.
KESIMPULAN
Jadi, dimana ada peningkatan
jumlah manusia, maka Allah SWT menambah ilmu juga kepada menusia untuk
mengatasi problem pangan mau pun papannya.
Yang penting manusia itu berkwalitas dan cerdas serta pekerja keras. Sebagaimana pepatah mengatakan :
من جدَّ وجد
"Siapa bersungguh-sungguh, niscaya akan dapat."
Dengan demikian, aneka problem sosial yang sering dijadikan "dalih"
untuk menolak anak banyak, menjadi tidak lagi argumentatif di hadapan
Prinsip Berketurunan dalam Islam : Banyak Bermutu.
Akhirnya, Propaganda Murahan yang berbunyi :
"Lebih baik punya anak satu tapi jadi Kyai, daripada punya anak banyak tapi jadi bajingan semua."
Kita lawan dengan Kampanye Elegan yang Islami, yaitu :
"Lebih baik punya anak banyak jadi Kyai semua, daripada punya anak satu jadi bajingan."
Insya Allah, akan bersambung ke artikel selanjutnya tentang KELUARGA BERENCANA
Allaahu Akbar ... !!!
Sumber : www.habibrizieq.com