KAISAR ROMAWI
Sayyiduna Abdullah ibnu Hudzaafah
As-Sahmi RA adalah seorang Shahabat Nabi SAW yang pernah bertemu dan bertatap
muka langsung dengan Kisra Persia
dan Kaisar Romawi.
Pada bagian pertama telah
dipaparkan pertemuan Abdullah RA dengan Kisra Persia (Baca: http://goo.gl/bXjBfu). Kini akan dipaparkan
pertemuan Abdullah RA dengan Kaisar Romawi.
KAISAR ROMAWI
Pertemuan Abdullah ibnu Hudzaafah
As-Sahmi RA dengan Kaisar Romawi terjadi pada tahun 19 H di zaman Khalifah
Sayyiduna Umar RA.
Saat Abdullah RA bergabung dengan
Mujahidin yang dikirim Khalifah Umar RA berperang melawan Kekaisaran Romawi,
beliau bersama sejumlah Mujahidin lainnya jatuh ke tangan musuh menjadi tawanan
perang.
Kaisar Romawi mendapat kabar
bahwa di antara tawanan muslim ada seorang Shahabat Muhammad bernama Andullah
ibnu Hadzaafah As-Sahmi. Kaisar sudah lama mendengar bahwa para Shahabat
Muhammad adalah orang-orang yang terkenal dengan sabar dan tegar serta berani
dalam membela agama Islam.
Kini, Kaisar ingin tahu langsung
bagaimana karakter seorang Shahabat Muhammad, maka diperintahkanlah agar
Abdullah dihadapkan ke depan Kaisar di Ruang Utama Istana untuk disaksikan oleh
para menteri dan pejabat serta pengawalnya.
DIBUJUK
Di hadapan Kaisar Romawi, sang
tawanan Abdullah RA berdiri dengan gagah sambil menghadap dan menatap Kaisar
tanpa ada sedikit pun terlihat rasa takut atau khawatir.
Lalu Kaisar membujuk Abdullah RA
agar menjadi Nashrani, dan Kaisar menjanjikan akan membebaskan Abdullah RA
serta memuliakan kedudukannya. Abdullah RA dengan tenang tapi tegas menjawab :
" Jauh sekali, tak kan pernah
terjadi. Sesungguhnya kematian lebih aku suka seribu kali daripada
mengikuti ajakanmu."
Selanjutnya Kaisar menawarkan
Abdullah RA untuk menjadi salah satu pembesarnya dan akan dijadikan raja di
salah satu wilayah Kekaisaran Romawi. Maka Abdullah RA pun menjawab tanpa ragu
:
"Andaikan engkau berikan
seluruh milik Romawi dan seluruh milik bangsa Arab, agar aku keluar dari
agama Muhammad walau hanya sekejap mata, tak kan pernah aku lakukan."
DIANCAM
Melihat sikap Abdullah RA yang
tetap teguh kepada agama Islam, maka Kaisar pun mengancam akan membunuhnya.
Mendengar ancaman itu, Abdullah RA menanggapi singkat :
"Silakan kau lakukan apa
yang kau mau."
Kaisar pun memerintahkan para
pengawalnya untuk mengikat Abdullah RA di kayu salib. Lalu membisikkan Ahli
Pemanahnya untuk memanah Abdullah RA, tapi Kaisar diam-diam berpesan agar
jangan dikenakan sasaran, cukup di sekitar tangan kaki dan badan, untuk
menakut-nakuti Abdullah RA, sambil terus memaksanya agar masuk Nashrani. Namun
hasilnya, Abdullah RA tetap tak gentar menghadapi ancaman.
DISIKSA
Selanjutnya, Abdullah RA
dijebloskan ke penjara, lalu disiksa atas perintah Kaisar, tapi tetap dalam
batasan agar Abdullah RA tetap hidup, karena Kaisar tetap penasaran untuk
menashranikannya.
Namun Abdullah RA tetap bertahan
dengan Iman dan Islam. Lalu Kaisar memerintahkan agar Abdullah RA tidak
diberikan makan mau pun minum hingga kelaparan dan kehausan. Tatkala Abdullah
RA sudah sungguh kelaparan dan kehausan, maka atas perintah Kaisar disuguhkan
Daging Babi dan Khamar.
Abdullah RA menolak Babi dan
Khamar, walau pun saat itu ia dalam keadaan darurat yang membolehkannya untuk
memakan dan meminumnya untuk menyelamatkan hidupnya.
Abdullah RA menolak Babi dan
Khamar, karena ia tahu kelicikan Kaisar yang ingin merendahkan ketegaran iman
para Shahabat Nabi SAW, sekaligus ingin menghinakan iman kaum muslimin.
Karenanya, untuk "Izzul Islaam wal Muslimiin" yaitu "Kemuliaan
Islam dan Kaum Muslimin", Abdullah RA lebih rela mati kelaparan dan
kehausan daripada Islam dan Kaum Muslimin dihinakan.
PEMBUNUHAN KEJI
Akhirnya, Kaisar memerintahkan
Abdullah RA untuk dihadirkan kembali di hadapannya. Kali ini, Kaisar sudah
menyiapkan Kuali Besar yang diisi minyak dan dipanaskan dengan api. Lalu Kaisar
menghadirkan dua tawanan muslim lainnya, seraya mengancam akan membunuh mereka
berdua jika Abdullah RA tidak mau masuk Nashrani.
Abdullah RA pun tetap bertahan
dalam Iman dan Islam, sehingga satu per satu kedua tawanan muslim tersebut
dimasukkan dalam Kuali Besar yang berisi minyak panas dan mati syahid di
dalamnya.
Karena Abdullah RA tetap teguh
dengan Iman dan Islam, dan Kaisar pun sudah tidak punya cara lagi untuk
meluluh-lantakkan keteguhan Iman Abdullah RA, akhirnya Kaisar memerintahkan
para pengawalnya untuk melemparkan Abdullah RA ke dalam Kuali Besar berisi minyak
mendidih yang telah melalap kedua tawanan muslim shahabatnya.
SEJUTA NYAWA
Saat Abdullah RA hendak
dicampakkan dalam kuali, tiba-tiba Kaisar melihat Abdullah RA meneteskan air
mata, maka Kaisar menghentikan para pengawal, karena Kaisar mengira bahwa sikap
Abdullah RA mulai goyah dan ada tanda-tanda takut mati, sehingga Kaisar merasa
masih ada peluang untuk menashranikannya.
Kemudian Kaisar kembali
menawarkan kebebasan dan kesenangan untuk Abdullah RA jika mau masuk Nashrani.
Lagi-lagi Abdullah RA tetap menolak. Kaisar pun marah besar : "Celaka kau,
lalu kenapa kau menangis ?!"
Abdullah RA pun menjawab : "
Aku meneteskan air mata, karena aku menyesal kenapa nyawaku cuma satu untuk
dikorbankan di jalan Allah. Padahal aku berharap memiliki nyawa sebanyak bulu
dan rambut yang ada di badanku, sehingga satu per satu nyawa aku korbankan di
jalan Allah."
Kaisar Romawi terkejut dan
terperangah melihat keteguhan, dan ketegaran serta kedahsyatan Iman Shahabat
Muhammad. Kaisar menggelengkan kepala terkagum-kagum dan terheran-heran,
sekaligus mengakui bahwa berita tentang keheroikan para Shahabat Muhammad bukan
isapan jempol belaka.
Akhirnya, Kaisar menawarkan
kebebasan Abdullah RA dengan syarat ia mencium jidat Kaisar. Abdullah RA sempat
diam sejenak, tapi akhirnya Andullah menerima tawaran itu, tapi dengan syarat
bersamanya dibebaskan semua tawanan muslim. Kaisar setuju, lalu Abdullah RA
mencium jidatnya, kemudian Kaisar membebaskan Abdullah RA bersama seluruh
tawanan muslim, serta melepas mereka kembali ke Madinah.
KHALIFAH UMAR RA MENANGIS
Sesampainya di Madinah, Khalifah
Umar RA dan masyarakat Madinah menyambut Abdullah RA dan kawan-kawan dengan
gembira dan bahagia. Mereka semua berkumpul bersama Khalifah Umar RA meminta
Abullah RA dkk menceritakan apa yang dialami mereka.
Mendengar cerita Abdullah RA maka
Khalifah Umar RA dan masyarakat Madinah menangis haru, lalu Khalifah berkata
kepada semua orang yang hadir :
"حق
على كل مسلم أن يقبل رأس عبد الله بن حذافة . وأنا أبدأ بذلك "
"Wajib atas tiap
muslim untuk mencium jidat Abdullah ibnu Hudzaafah, dan aku yang
memulainya."
Khalifah Umar RA pun mencium
jidat Abdullah RA, lalu kemudian seluruh umat Islam yag hadir di secara
bergantian mencium jidat Abdullah RA penuh rasa haru.
Rodhiyallaahu 'an Abdillaah ibni
Hudzaafah As-Sahmi wa 'an Jamii'ish Shohaabah ...
Allaahummaj'alnaa Mimman Yuhibbu
Shohaabati Rosuulillaah ... wa Mimman iqtadaa bihim ... Aaamiiiin ...