Siapa yang tidak kenal dengan budayawan yang bernama Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) tokoh liberal ini sengat dikenal dengan berbagai kelakuannya yang kontroversial di tengah umat Islam terutama dikalangan Ahlussunah Wal Jamaah. Kedekatannya dengan aktivis gereja sudah tidak diragukan lagi karena dia memang sering di undang untuk mengisi kegiatan di gereja-gereja.

Cak Nun tanpa merasa berdosa mengarang "Sholawat Global" Shalawat Global adalah lagu-lagu (Kidung Jemaat) Natal yang liriknya diganti dengan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Dengan kata lain, Shalawat Global yang di-sunnah-kan oleh Cak Nun adalah lagu dengan irama gamelan hasil kawin-silang antara lagu Natal Yesus Kristus dengan Shalawat Nabi Muhammad SAW. Maka, kalau mau jujur, lagu-lagu Cak Nun itu tidak pantas dijuluki “Shalawat Global.” Judul yang paling tepat adalah “Kidung Jemaat Gamelan Krislam,” yaitu perpaduan lagu rohani Kristen dan Islam.

Selain mencampur adukan antara Islam dan Kristen Cak Nun juga dikenal sangat akrab dengan petinggi Ahmadiyah yang sudah di fatwah sesat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia), dilain kesempatan Cak Nun juga berani membela Syiah dengan mengatakan perbedaan Sunnah-Syiah itu layaknya perbedaan NU-Muhammadiyah.

Tanpa tabayun, mendengar, dan melihat ceramah Habib Rizieq Syihab tentang "Sampurasun" secara utuh, Cak Nun langsung membela Dedi Mulyadi dengan segala kesyirikannya. Kemarin Cak Nun hadir di Pendopo Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu, 12 Desember 2015.

Menurut Cak Nun, soal syirik itu hak Allah : "Yang mengetahui syirik, kufur hanya Allah, yang punya hak bukan manusia. Patung dan konsep yang dibangun adalah muamalah. Asal tidak melanggar kaidah mahdhoh, yakni kita sembah-sembah, nggak ada masalah, Islam pun tidak dapat dilaksanakan secara kaffah (total) tanpa kebudayaan, salam sunda Sampurasun adalah ikhtiar manusia untuk menghadirkan Allah. "Maka tidak ada korelasi negatif dengan akidah. Jika masih saja ada pihak yang mempersoalkan, menurut saya, karena ada motif lain," Ujar Cak Nun.

* Media News FPI *