Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Muchsin Alatas mengatakan
organisasinya bakal menggalang penolakan internasional jika pemerintah
Arab Saudi benar-benar menggusur makam
Nabi Muhammad. Musababnya, FPI tak setuju dengan pemindahan makam yang
terletak di Madinah, kota suci kedua umat Islam setelah Mekah.
Ia menganggap pemimpin Arab Saudi yang beraliran Wahabi memiliki
keinginan merusak situs Islam sejak dulu. "Pemindahan itu sama saja
dengan merusak situs Islam," kata Habib Muchsin Alatas Kamis, 4
September 2014. "Pemindahan makam Nabi bisa membuat Umat Islam ahistoris
tentang kebudayaannya."
Habib Muchsin Alatas menganggap Wahabi
ketakukan tempat monumental umat Islam terlalu dikultuskan dan membuat
penganutnya berbuat syirik. "Tapi itu persepsi Wahabi saja," kata Habib
Muchsin Alatas. Harusnya, pemerintah Saudi toleran terhadap aliran
pemikiran Islam lain yang tak mempermasalahkan adanya makam Nabi.
Sebelumnya, bocornya dokumen yang ditulis akademikus Arab Saudi
mengenai usulan pemindahan makam Nabi Muhammad menjadi perbincangan
publik. Laporan di harian The Independent berjudul Saudi Menghadapi
Risiko Perpecahan Baru dengan Usulan Memindahkan Makam Nabi Muhammad itu
mengutip usulan dalam dokumen oleh seorang akademikus yang beredar di
antara para pengawas Masjid Nabawi.
Dalam laporan setebal 61
halaman tersebut dijelaskan bahwa makam, termasuk kerangka jenazah Nabi
Muhammad, yang kini berada di Kubah Hijau Masjid Nabawi di Madinah akan
dipindahkan ke pemakaman Al-Baqi dengan nisan tak bernama, yang letaknya
tak jauh dari Masjid Nabawi.
Makam Nabi Muhammad merupakan
tempat suci bagi umat Islam. Setiap hari, banyak jemaah yang berdoa di
sana. Saat musim haji tiba, peziarah akan membeludak untuk mengunjungi
makam Nabi Muhammad yang berjejeran dengan makam Abu Bakar Ash-Shiddiq
dan Umar bin Khathab.