Front Pembela Islam (FPI) menilai, ospek mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya yang mengangkat tema "Tuhan Membusuk" adalah tindakan yang menurut Islam tidak bisa dimaafkan. Bahkan dapat dikategorikan aksi yang lebih kejam daripada gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS).

Karena itu, kata Sekretaris Jenderal FPI Jatim, Khoiruddin menyatakan, sanksi bagi mahasiswa yang melakukan aksi itu tidak cukup hanya hukuman formal seperti penjara, namun lebih layak jika dihukum mati menurut ajaran Islam.

"Jangan hanya dipenjara 3-5 tahun, tapi hukuman mati, mahasiswa UIN terlalu sering menggelar kegiatan yang kontroversi," ungkapnya, Selasa (2/9/2014).

Kata dia, tema yang diangkat dalam orientasi mahasiswa baru yang digelar pada 28-31 Agustus itu telah melukai semua umat Islam, karena itu dia yakin, tidak hanya ormas FPI saja yang akan protes.

"Semua ormas akan memprotes aksi mahasiswa yang kontroversi itu," jelasnya.

Tema yang diangkat mahasiswa itu, kata Fakhrudin, jelas telah melecehkan simbol ketuhanan yang dianggap sakral oleh umat Islam khususnya.

"Ini lebih ekstrem dari gerakan ISIS," jelasnya.

FPI Jatim, siang tadi melaporkan kasus itu ke Mapolda Jatim dengan dugaan penistaan agama. Khoiruddin juga mengaku masih berkonsultasi dengan polisi apakah bisa juga dijerat dengan undang-undang teknologi informasi, karena itu juga ramai dibicarakan di media sosial.