Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ...
Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wash-sholaatu Was-salaamu 'Alaa Rasuulillaah ...
Wa 'Alaa Aalihi Wa Shohbihi Wa Man Waalaah ...
Istilah At-Taqriib Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar
Madzhab Islam atau Pendekatan Antar Madzhab Islam dikritisi oleh Dua
Pemikir Islam abad ini :
Pertama, Prof.DR.Yusuf Al-Qordhowi
Ketua Persatuan Ulama Islam Dunia, menyatakan bahwa istilah At-Taqriib
Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam kurang
tepat, karena kata Madzhab berkonotasi Fiqih, sedang Khilaf dalam Fiqih
dianggap sudah selesai, dan tidak lagi menjadi penyebab perpecahan umat
Islam, serta dalam masalah Fiqih sudah terbangun dengan baik saling
pengertian di antara umat Islam. Menurutnya, istilah yang lebih tepat
adalah At-Taqriib Bainal Firoqil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Firqoh
Islam, karena kata Firqoh lebih fokus kepada Aqidah, dan memang Khilaf
dalam Aqidah inilah yang belum selesai, dan telah membuat umat Islam
masih terpecah belah hingga kini, bahkan saling menyesatkan dan
mengkafirkan antara Firqoh, sehingga perlu dibangun upaya Taqrib Antar
Firqoh Islam.
Kedua, Prof.DR.Kamaluddin Nurdin Marjuni, MA,
seorang Guru Besar Aqidah dan Filsafat asal Indonesia di USIM
(Universitas Sains Islam Malaysia), mengkritisi istilah Taqriib yang
artinya Pendekatan, menurutnya istilah Taqriib yang artinya Pendekatan
berkonotasi penyatuan Madzhab, sehingga sering disalah-pahami oleh umat
Islam sebagai upaya penyatuan Madzhab-Madzhab Islam menjadi satu Madzhab
saja, atau pemaksaan suatu madzhab kepada pengikut madzhab yang lain.
Karenanya, menurutnya yang lebih tepat adalah istilah Tasaamuh yaitu
Toleransi, sehingga bisa dipahami sebagai upaya membangun saling
pengertian dan saling menghargai serta saling menghormati antar pengikut
madzhab, tanpa menyatukan madzhab-madzhab yang ada, apalagi memaksakan
suatu madzhab kepada pengikut madzhab lain. Jadi, istilah At-Taqriib
Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam
seyogyanya diubah menjadi At-Tasaamuh Bainal Madzaahibil Islaamiyyah
yaitu Toleransi Antar Madzhab Islam.
ISTILAH UNIVERSAL
Kedua Kritik tersebut sangat ilmiah dan argumentatif serta tulus untuk
mewujudkan dan membangun Ukhuwwah Islaamiyyah di antara umat Islam dalam
aneka perbedaan paham Fiqih mau pun Aqidah selama tidak keluar dari
batasan Ushuluddin yang sangat prinsip dan mendasar baik dalam Aqidah,
Syariat mau pun Akhlaq.
Karenanya, berangkat dari kedua kritik
akademik tersebut, maka istilah yang patut dipilih disini adalah
At-Tasaamuh Bainal Madzaahib wal Firoqil Islaamiyyah yaitu Toleransi
Antar Madzhab dan Firqoh Islam. Disini kata Madzhab tetap dicantumkan,
karena masalah Fiqih hingga kini masih sering dieksploitasi dan
dimanipulasi untuk memecah belah umat Islam, sehingga tetap perlu secara
terus menerus dibangun Dialog Antar Madzhab Islam. Apalagi masalah
Aqidah, tentunya lebih penting dan teramat darurat untuk dibangun Dialog
Antar Firqoh Islam.
Namun demikian, terlepas dari perbedaan
dan kritik istilah di atas, maka istilah yang lebih universal adalah :
At-Tasaamuh Bainal Muslimiin yaitu Toleransi Antar Umat Islam.
MEMBANGUN TOLERANSI
Dalam membangun Toleransi Antar Umat Islam maka yang pertama harus
dilakukan adalah menghidupkan Dialog Antar Umat Islam dari berbagai
Madzhab dan Firqoh Islam, secara ilmiah dan berakhlaqul karimah. Dialog
adalah Pintu Gerbang untuk menumbuhkan saling pengertian antar penganut
Madzhab dan Firqoh Islam, serta menjadi media untuk menyampaikan
pendapat suatu Madzhab atau Firqoh dan mendengarkan pendapat Madzhab
atau Firqoh lain.
Allah SWT telah membimbing Nabi-Nya untuk
selalu membuka diri dalam berdialog dengan orang-orang kafir. Bahkan
Allah SWT memberi petunjuk dan arahan kepada Rasulullah SAW bahwasanya
berdialog dengan orang-orang kafir dalam rangka berda’wah harus dengan
cara yang terbaik, sebagaimana firman-Nya SWT dalam QS.16.A-Nahl ayat
125 :
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : ”Serulah (Ahlul Kitab) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta bantahlah
(debatlah / dialoglah) mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnysa
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”
Nah, jika berdialog dengan orang-orang kafir saja
harus dengan cara yang Terbaik, apalagi berdialog dengan sesama muslim.
Dialog Lintas Agama saja harus dengan cara yang ramah dan santun,
apalagi Dialog Lintas Madzhab dan Firqoh Islam, termasuk Dilaog dengan
Syi’ah dan Wahabi.
Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin ...
Sumber : www.habibrizieq.com