Virus sekulerisme adalah pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan,
ini sangat berbahaya, karenanya umat Islam harus memperjuangkan agar
Indonesia jangan sampai jadi negeri sekuler. Demikian dikatakan Imam
Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab saat berceramah di
Masjid Nurul Huda, Cibuluh Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu malam
(25/3/2015).
"Di Turki sekitar 30 tahun lalu, agama dipinggirkan. Pegawai negeri,
guru itu tidak boleh pakai jilbab, bahkan acara kenegaraan tidak boleh
mengucapkan salam. Nah kedepan Indonesia bisa jadi akan seperti itu,
karenanya umat Islam harus menjaga negeri ini dari bahaya sekulerisme,"
ujar Habib Rizieq.
Kemudian, kata Habib Rizieq, ada juga virus Agnotitisme, yaitu virus
liberal yang melepaskan diri dari kebenaran agama dan tidak peduli
dengan ajaran agama, sehingga halal haram tidak lagi menjadi standar
ukur kebenaran. Virus ini menimbulkan penyakit Materialisme, yang
mengukur sesuatu dengan materi.
"Contoh Materialisme adalah minuman keras (miras). Dalam Islam jelas itu
haram, tidak boleh diminum dan diperjualbelikan. Tapi kata pemerintah,
pabrik miras itu menyerap tenaga kerja, pajaknya tinggi buat devisa
negara sehingga menguntungkan negara, maka miras adalah bagus untuk
kepentingan materi. Kenapa bisa demikian, karena negara tidak peduli
dengan agama, tidak mau aturan halal haram," jelas Habib Rizieq.
Selain itu, lanjut Habib Rizieq, yang lebih bahaya adalah virus Atheisme
yang menolak keberadaan Tuhan dan melepaskan manusia dari ajaran agama.
Di Indonesia, paham anti Tuhan dikembangkan sejak dahulu oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI).
"Pada tahun 1955, pemerintah menggelar pemilu pertama kali dan PKI ikut
pemilu. Mereka dimana-mana kampanye, dan jargon mereka ketika itu adalah
revolusi mental," ungkap Habib Rizieq.
"Dan ternyata, revolusi mental adalah teori Karl Marx, bapak
Sosialis-Komunis. Dia mengatakan, manusia yang bergama itu jiwanya
terbelenggu, terpasung, terjajah. Maka manusia harus berusaha
membebaskan mentalnya dari belenggu agama. Sudah saatnya dunia melakukan
revolusi mental," tambahnya.
Ia pun mempertanyakan soal pemerintah sekarang yang menggunakan jargon
revolusi mental. "Karena itu saya bertanya, kenapa Presiden sekarang
pakai revolusi mental?" tanya Habib Rizieq.
"Apa Presiden mau ikut Karl Marx atau memang gak ngerti? Mudah-mudahan
gak ngerti, tapi kalau dia ngerti berarti ada itikad tidak baik, dia
ingin membangkitkan PKI di Indonesia, umat Islam harus waspada!"
pungkasnya.