(SI Online) - Front Pembela Islam (FPI) adalah
organisasi yang paling sering dibicarakan orang. Bahkan setiap keluar
negeri, mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengaku selalu mendapat
pertanyaan tentang FPI.
"Isinya caci maki nggak karu-karuan. Habib Rizieq nggak usah keluar
negeri sudah sangat terkenal," kata Kiyai Hasyim dalam pertemuan tokoh
Islam di Depok, Kamis (7/11/2013).
Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab yang hadir dalam pertemuan tersebut hanya tersenyum.
Saat Kiyai Hasyim memberikan kesempatan pertama kepada Habib Rizieq
untuk bicara, barulah dia menjelaskan secara ringkas tentang FPI. "Sejak
berdirinya FPI itu sudah menempatkan dirinya sebagai organisasi hisbah,
organisasi amar ma'ruf nahi munkar," kata Habib.
Meski berwujud sebagai organisasi hisbah, Habib Rizieq menegaskan
komitmennya untuk tetap berjalan di atas rel Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
"Saya sampaikan di sini, kami FPI dengan segala pro kontra, dengan
segala suka duka perjuangan tetap berjalan di atas rel Negara Kesatuan
Republik Indonesia," tegasnya.
FPI, lanjut Habib Rizieq, memaknai empat pilar negara harus berdiri di
atas dasar negara. Sebab jika disebut pilar tentu harus ada fondasinya.
Dan fondasi NKRI sesuai amanat UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 adalah negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Maka kami maknai landasan NKRI sebetulnya adalah tauhid. Di atas tauhid
itulah berdiri pilar-pilar negara kita yang mudah-mudahan mengantarkan
Indonesia menjadi baldhah thayibah," katanya.
Habib Rizieq pun menegaskan, meskipun dari luar FPI sering kali
dipandang sebagai organisasi radikal, teroris, ekstrimis dan sebagainya,
tetapi sesungguhnya FPI adalah sebuah kelompok yang bisa diajak
berdialog, bekerja sama dan jalan bersama untuk menjaga kepentingan
agama, bangsa dan negara.