Mozaik Harokah FPI - Bogor, Dalam Islam penyebab bencana ada dua, sebab zahir
yang kelihatan langsung (teknis) dan yang tidak kelihatan (non teknis).
Sebab teknis seperti penggundulan hutan, buang sampah sembarangan,
pengrusakan pantai, atau daerah serapan dibangun semua sehingga tidak
bisa menyerap air lagi. Lalu sebab yang tidak kelihatan (non teknis),
itu adalah berbagai kemaksiatan yang dilakukan manusia (lihat tafsir QS
Ar Rum 41).
Demikian penjelasan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, saat ditemui Suara Islam Online di Markaz Syariah (MS), lokasi reboisasi dan pembangunan Pesantren Agricultural, Megamendung Puncak Bogor, Jawa Barat.
Untuk solusi non teknis, FPI selama ini sudah melakukan berbagai macam
aktivitas amar makruf nahi munkar untuk memberantas segala kemaksiatan.
Dan untuk solusi teknis, saat ini FPI sedang melakukan program reboisasi
di berbagai daerah. Sebagai langkah awal, FPI tengah menggarap area
yang dimiliki MS sebanyak 33 hektar, kedepan MS menargetkan sampai 100
hektar. Namun untuk kerja sama reboisasi, semua wilayah siap digarap
oleh laskar-laskar FPI.
"Salah satu penyebab Jakarta banjir karena ada 16 ribu hektar lahan di
Megamendung yang gundul. Dari 16 ribu, ada yang jadi vila, ada yang jadi
perkebunan sayur, dan lain sebagainya," kata Habib Rizieq
Karena gundul, Megamendung sebagai penopang ibukota Jakarta sudah tidak
dapat menahan air lagi. Debit air yang masuk ke sungai sudah tidak
terkontrol sehingga air larinya ke Jakarta semua. Ketika datang musim
hujan, tanah yang digunung longsor di Jakarta banjir, ini yang sedang
terjadi dan yang mesti dipikirkan bersama.
"Makanya kalau 16 ribu hektar lahan di Megamendung ini dihutankan, bukan
sekedar dihijaukan tapi dihutankan, maka air-air akan tertahan di
Megamendung. Dan jika debit air yang keluar ke sungai juga terkontrol,
kalau datang musim hujan tanah disini tidak longsor dan Jakarta tidak
banjir," terang Habib Rizieq.
Program reboisasi yang dicanangkan FPI tidak terbatas, untuk kerja sama
reboisasi, semua wilayah siap digarap oleh laskar-laskar FPI. Sebelumnya
FPI sudah didatangi oleh Perhutani, meraka datang untuk menawarkan
kerjasama untuk reboisasi 90 hektar hutan gundul di Megamendung.
"Jadi program ini bukan hanya untuk program pesantren saja, bukan hanya
untuk satu ormas saja, ini untuk masyarakat. Ini yang sedang kita
kerjakan, ini bakti kita kepada negara," ungkap Habib Rizieq.
Reboisasi adalah program nasional FPI, pada musyawarah nasional (munas)
ke III di Asrama Haji Bekasi pada Agustus 2013 lalu, semua anggota FPI
dari seluruh pengurus se Indonesia diwajibkan untuk mensukseskan pogram
penanaman pohon ini.