Mozaik Harokah FPI - Bogor, Indonesia kini terus dilanda bencana, mulai dari banjir, longsor,
gunung meletus dan sebagainya. Terkait sebab suatu musibah bencana, Imam
Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq
Syihab menjelaskan bahwa musibah itu ada dua sebab, sebab zahir yang kelihatan
langsung (teknis) dan yang tidak kelihatan (non teknis).
"Secara zahir itu seperti penggundulan hutan, buang sampah sembarangan,
pengrusakan pantai, atau daerah serapan dibangun semua sehingga tidak
bisa menyerap air lagi. Lalu sebab yang tidak kelihatan, seperti
kemaksiatan, nah itu juga menyebabkan musibah," jelas Habib Rizieq
Syihab kepada Suara Islam Online.
FPI selama ini dikenal sebagai ormas
yang giat melakukan amar makruf nahi munkar melawan segala bentuk
kemaksiatan, itu dilakukan sebagai bentuk solusi (non teknis) agar
terhindar dari musibah. Namun selain itu, FPI juga tengah melakukan
upaya solusi teknis, yaitu dengan melakukan program reboisasi.
Menurut Habib Rizieq, berdasarkan informasi resmi dari Departemen
Kehutanan, kurang lebih hutan rusak itu ada 200 juta hektar, sementara
dari 120 juta hektar lahan hutan itu kurang lebih yang tersisa tinggal
40 juta hektar, berarti hutan kita mengalami kerusakan dua per tiganya
yaitu sekitar 80 juta hektar.
"Jika ini dibiarkan terus, besok
habis hutannya. Sekarang akibat-akibat kerusakan hutan itu sudah kita
rasakan. Longsor, banjir dimana-mana, dan bukan hanya di Pulau Jawa,
sampai di Aceh, Sumatera Utara, Padang, Manado, dimana-mana. Mulai dari
desa sampai ketengah kota Jakarta," ujar Habib Rizieq Syihab, saat di Markaz Syariah, lokasi pembangunan Pesantren
Agricultural, Megamendung Bogor, Jawa Barat.
"Saya pikir disini
harus ada gerakan, bukan hanya dari gerakan masyarakat kampus atau
akademisi atau kita hanya bebankan kepada Institut Pertanian Bogor
(IPB), tapi harus ada gerakan dari pesantren juga gerakan dari
ormas-ormas Islam," tambahnya.
Habib Rizieq Syihab mengatakan, gerakan
dari para tokoh-tokoh Islam itu karena Islam Rahmatan lil alamin. "Kita
tidak hanya bicara amar ma'ruf nahi munkar saja, kita tidak hanya
bicara jihad saja, kita bicara dakwah termasuk bagaimana cara
menyelamatkan lingkungan, nah itu latar belakangnya," katanya.
Solusi untuk Banjir Jakarta
Menurut imam besar FPI, salah satu penyebab Jakarta banjir karena ada
16 ribu hektar lahan di Megamendung yang gundul. Dari 16 ribu, ada yang
jadi vila, ada yang jadi perkebunan sayur, dan lain sebagainya.
"Berarti Megamendung ini sebagai penopang ibukota Jakarta sudah tidak
dapat menahan air lagi. Debit air yang masuk ke sungai sudah tidak
terkontrol sehingga air larinya ke Jakarta semua, nah begitu datang
musim hujan tanah yang digunung longsor di Jakarta banjir, ini yang
terjadi dan mesti kita pikirkan," kata Habib Rizieq Syihab.
"Makanya
kalau 16 ribu hektar hutan di Megamendung ini dihutankan, bukan sekedar
dihijaukan tapi dihutankan, maka air-air akan tertahan di Megamendung.
Dan jika debit air yang keluar ke sungai juga terkontrol, kalau datang
musim hujan tanah disini tidak longsor Jakarta tidak banjir," katanya.
"Jadi program ini bukan hanya untuk program pesantren saja, bukan hanya
untuk satu ormas saja, ini untuk masyarakat. Ini yang sedang kita
kerjakan," ungkap Habib Rizieq Syihab .
Program reboisasi yang
dicanangkan Markaz Syariah (MS) tidak terbatas, tanah yang dimiliki
Markaz saat ini hanya 33 hektar, kedepan MS menargetkan sampai 100
hektar. Namun untuk kerja sama penghijauan, semua wilayah siap digarap
oleh laskar-laskar FPI.
"Contoh, sebelumnya kita sudah
didatangi oleh Perhutani, meraka datang untuk menawarkan kerjasama untuk
reboisasi 90 hektar hutan gundul di Megamendung. Ini bakti kita kepada
negara," kata Habib Rizieq Syihab.
Reboisasi Program Nasional FPI
Di Sumatera Utara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2 dan 3 sudah
mendatangi FPI untuk menawarkan kerjasama, ada ribuan hektar lahan yang
harus dihijaukan.
"Jadi reboisasi ini program nasional bukan
hanya program disini. Hanya di Megamendung ini kita ingin kita jadikan
pilot project (proyek percontohan) karena ini Megamendung wilayahnya
strategis untuk menopang ibukota Jakarta," kata Habib Rizieq Syihab .
Dalam program kerjanya, FPI mencanangkan untuk menanam sejuta pohon di Megamendung dan menanam semilyar pohon se Indonesia.
"Kalau disini sukses, ini akan jadi percontohan untuk yang lain. Dan
kita ingin tunjukkan bahwa ormas Islam juga bisa kerja dibidang
perkebunan, kehutanan, bukan hanya nguber-nguber bandar judi aja,"
ujarnya sambil bercanda.
Habib Rizieq Syihab mengatakan bahwa Indonesia adalah negara agraris, karena itu kita harus punya perhatian kepada bidang agraria.
"Kan bahaya kalau hutan kita rusak. Bukan hanya banjir, longsor, juga
pergeseran bumi juga kacau balau semua. Dan tidak hanya sampai disitu,
kalau hutan-hutan ini semua gundul maka binatang-binatang yang ada
dihutan tersebut akan kehabisan makan, mereka akan keluar ke pemukiman
warga dan bisa membahayakan penduduk," ujar Habib Rizieq Syihab.
Menteri Sosial Dr. Salim Segaf al-Jufri bersama pimpinan FPI se Indonesia saat pengenalan program reboisasi
Saat musyawarah nasional (munas) ke III di Asrama Haji Bekasi pada
Agustus 2013 lalu, semua anggota FPI dari seluruh pengurus se Indonesia
diwajibkan untuk mensukseskan pogram penanaman pohon ini.
"Program reboisasi itu sangat penting, pohon itu sumber oksigen dan
hutan adalah paru-paru bumi maka kita harus mempertahankan kelestarian
alam. Dalam Islam menanam pohon itu sangat dianjurkan, kata Nabi Saw
seandainya kiamat sudah ada didepan mata dan kita masih memegang biji
pohon, maka tanamlah biji tersebut," pungkas Habib Rizieq Syihab.