Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mendesak
pemerintah supaya memasukkan kembali materi tentang pemberontakan
Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30S/PKI) dalam
kurikulum sejarah pendidikan di Indonesia.
“Anak-anak muda yang lahir di era 90-an, sekarang ini banyak yang
tidak tahu tentang sejarah PKI,” kata Habib saat menyampaikan orasinya
pada Parade Tauhid Indonesia (PTI), di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan,
Jakarta, Ahad (16/08/2015).
Jika sebelumnya (1966-1988), kata Habib, sejarah kebiadaban PKI masih
masuk ke dalam kurikulum pendidikan (mata pelajaran sejarah,red),
tetapi setelah reformasi, sejarah kekejaman PKI malah dihapuskan dari
kurikulum pendidikan di Indonesia.
“Hal ini membuktikan bahwa ada upaya untuk menghilangkan jejak-jejak kekejaman PKI,” tegas Habib.
Begitu juga, kata Habib lagi, masih segar dalam ingatan bangsa
Indonesia, antara 1985 sampai 1998 Stasiun TVRI selalu memutar film
pemberontakan G-30S/PKI pada setiap tahunnya menjelang hari kemerdekaan
Indonesia. Dari pemutaran film itu, lanjutnya, anak-anak maupun para
generasi muda dari Sabang-Merauke, bisa mengetahui kebiadaban dari PKI.
“Namun, sejak 1998 film pemberontakan G30S PKI tidak lagi diputar.
Film itu harusnya diputar lagi, sehingga anak-anak kita tidak kehilangan
informasi tentang kebiadaban PKI,” pungkas Habib Rizieq Syihab (Imam Besar FPI)
Video : https://www.youtube.com/watch?v=uclmIYrZFMg
: https://www.youtube.com/watch?v=dbm_6Hgx7pk