1. Tuntutan pencabutan Tap MPRS No XXV / 1966.

2. Penghapusan sejarah pengkhianatan PKI dalam kurikulum Sejarah Indonesia.

3. Penghentian pemutaran film G30S/PKI.

4. Penghapusan LITSUS bagi calon pejabat.

5. Putra putri PKI masuk Parpol dan instansi negara.

6. Pembuatan (ideologi) buku dan film pembelaan terhadap PKI.

7. RUU KRR ( Komisi kebenaran & Rekonsiliasi ) bertujuan memutihkan kesalahan PKI.

8. Komnas HAM meminta negara meminta maaf kepada PKI.

9. China memberikan bantuan dalam jumlah besar dalam bentuk dana..masih ingat poros jakarta Beijing waktu zaman PKI ? Waspada!

10. kerja sama partai politik Indonesia (NASDEM) dengan negara komunis China.

11. Seminar/ temu kangen dan promosi PKI.

12. Pembentukan Ormas / Orsospol yg berafiliasi pro PKI

13. Pemutar balikan sejarah PKI.

14. Banyak ditemukan lambang PKI dikalangan selebritis dan tokoh2 politik.

15. Adanya wacana penghapusan kolom agama pada KTP

16. Jargon Revolusi. Ini bukan bama baru dan pertama kali dipopulerkan oleh bapak sosialis-komunis dunia yang bernama KARL MARX, dimana pemikirannya sangat banyak dipengaruhi oleh filosofis atheis, Young Hegelian yg sangat terkenal di Berlin.

16. Keresahan tokoh tokoh NU terhadap wacana perminta maafan pemerintah terhadap PKI.

Kutipan ceramah dari Habib Rizieq Syihab
---------------------

Indikasi-indikasi kebangkitan PKI :

Waspadai indikasi Kebangkitan Komunis
Pembukaan Pengajian Bulanan Di Markaz Syariah Front Pembela Islam Petamburan III Tanah Abang Jakarta-Pusat, Mengambil Tema ''Kebangkitan Komunis''.

Imam Besar FPI Alhabib Rizieq Syihab berpesan agar umat islam berhati-hati dan waspada dengan segala indikasi dan pergerakan mereka. jangan biarkan mereka bangkit kembali. salah satu indikasinya yang santer tersebar yaitu isu presiden jokowi yang akan meminta maaf kepada eks PKI melalui pidato Presiden tanggal 15 Agustus 2015 mendatang .

Sebelumnya beberapa waktu lalu bersumber dari Panjimas.com postingan 6 juli 2015 Mayor Jenderal (Purn) TNI Kivlan Zen SIP MSi mengatakan, rencana pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang akan meminta maaf kepada eks PKI melalui pidato Presiden tanggal 15 Agustus 2015 mendatang merupakan lampu hijau akan kebangkitan PKI.

Tidak hanya itu, Kivlan juga menceritakan jika kelompok pendukung gagasan permintaan maaf pemerintah beralasan jika korban yang dibunuh oleh masa dipihak PKI mencapai ratusan ribu dan kenapa partai kami dibubarkan.

“Bahkan di Solo dan Semarang, mereka menggali kuburan itu dan mendirikan tugu peringatan, dan mereka juga sudah bekerjasama dengan Human Right PBB di Swiss, yang dipimpin oleh Nur Syahbani Kanca Sgkana dan Hasibuan, minta agar orang-orang yang terlibat pembunuhan PKI dibawa ke Mahkamah Internasional yang posisinya di Den Hag Belanda untuk diadili,” kata Kivlan saat berada di Hotel Emi Surabaya pada Sabtu (4/7/2015).

“Bayangkan jika hal ini kalau benar-benar terjadi, maka negara ini akan menjadi bulan-bulanan orang lain, dan kita akan dipecah belah seperti di Yugoslavia dan Uni Soviet, orang-orang yang dituduh terlibat ditangkap,” ungkapnya.

Dengan demikian, nantinya orang-orang PKI itu akan melakukan balas dendam secara terbuka, kepada tentara dan tokoh-tokoh yang dulu terlibat menghabisi pemberontakan PKI, karena dianggap pembunuhan massal, bahkan mereka sudah mengirimkan nama-nama itu kesana.

“Banyak juga jenderal-jenderal yang terlibat, utamanya alumni 65, termasuk Wiranto, karena tahun 68 masih sempat bertugas di Brigif 18 sebagai Kasie 2 Operasi dan operasi Trisula di Blitar,” tambahnya.

Sesuai data yang didapat, Kivlan mengatakan jika tuntutannya adalah permintaan maaf, rehabilitasi nama mereka, dan kompensasi 2,4 miliar perorang, maka Negara akan membayar berapa jika dikalikan jumlahnya, kira-kira sekitar 2.000 Triliun.

“Jadi ini bukti bahwa mereka (PKI) ini bangkit lagi, karena tahun 2010 sudah terbentuk pengurus PKI yang baru di Grabag, dan strukturnya sudah terbentuk sampai ke tingkat I hingga desa,” bebernya.

Kivlan juga menuding jika pemerintah akan menjadi pemicu disintegrasi bangsa, kalau permintaan maaf itu jadi dilakukan.

“Karena sudah jelas mereka akan melakukan balas dendam, sesuai doktrinnya kongres ke 10 di Grabag menyebutkan akan melakukan agitasi propaganda, sabotase, dan balas dendam,” ucapnya.

Mantan Kepala Staf Kostrad TNI AD ini menduga ada tekanan yang diperoleh pemerintah untuk menyampaikan permintaan maaf kepada para eks PKI itu.

“Menurut saya memang ada tekanan dalam negeri yakni eks PKI yang saat ini sudah masuk ke berbagai partai, termasuk PDIP, ini bukan suudzon, tetapi berdasarkan data, contoh yang jelas ya Ciptaning di PDIP yang sangat kental sekali antinya terhadap kejadian G 30 S PKI, dan beberpa eks-eks PKI yang menekan kepada Presiden, agar melakukan permintaan maaf,” tandasnya.

“Dilingkaran atas juga sudah mulai terlihat siapa-siapa yang pro PKI, dari cara-cara berfikirnya, karena pada saat kejadian mereka baru berumur balita, termasuk konsep-konsep dari yayasan korban 65 yang didalam pengurusnya ada Gerwani,” tudingnya.

Kini saatnya Indonesia harus mewaspadai bangkitnya bahaya komunis. Gejala Komunis Gaya Baru (KGB) telah ada sejak era reformasi, bahkan tokoh2nya kini telah berhasil menduduki kursi empuk di pemerintahan dan parlemen dengan memanfaatkan setiap situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia.

Ketahuilah para penganut komunis sengaja menebar pengaruh di tengah masyarakat bahwa seolah paham komunis tidak lagi berbahaya atau sudah tidak ada,Itu yang mereka kembangkan di tengah masyarakat, sehingga kita terninabobokan dan satu persatu mereka nyalip masuk di dalam pemerintahan, sudah saatnya agar masyarakat dan para tokoh serta aparat berwenang segera sadar dan mewaspadai kebangkitan komunis ini dan mereka sudah ada dimana-mana.

Media News FPI