Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Berbagai upaya dilakukan JIN (Jemaat Islam Nusantara) untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak sesat menyesatkan.
Mulai dari menciptakan Mata Kuliah ISLAM NUSANTARA di beberapa
Perguruan Tinggi Negeri mau pun Swasta, hingga menggolkannya sebagai
Tema Munas NU 2015.
Dalam OSPEK di UIN pada bulan Agustus 2015
ini pun, para Mahasiswa baru diminta membuat tulisan tentang "Islam
Nusantara dalam perspektif Mahasiswa".
Kemenag RI juga ikut
sibuk menggelontorkan Dana untuk mensosialisasikan Islam Nusantara,
mulai dari pagelaran Seminar hingga Lomba Karya Tulis tentang Islam
Nusantara.
Bahkan Presiden RI dan para Menterinya pun tidak ketinggalan ikut mendukung program Islam Nusantara.
DEFINISI ISLAM NUSANTARA
Di tingkat akar rumput masyarakat awam, ISLAM NUSANTARA disederhanakan
dengan arti "Islam di Nusantara", sehingga hanya menunjukkan keberadaan
Islam di wilayah Nusantara.
Dan di kalangan Santri, Pelajar dan
Mahasiswa, ISLAM NUSANTARA disamakan dengan Kaidah Bahasa Arab terkait
"Mudhoof dan Mudhoof ilaihi", sehingga artinya bisa menunjukkan "Islam
bagian dari Nusantara yang majemuk" atau "Islam adalah milik Nusantara".
Sedang di kalangan Kyai, Ustadz dan Da'i, ISLAM NUSANTARA dimaknai
sebagai "Islam yang Rahmatan Lil 'Aalamiin", sehingga menggambarkan
ajaran Islam yang lembut dan santun serta sejuk.
Ada pun di
kalangan Dosen, Cendikiawan dan Intelektual, ISLAM NUSANTARA
didefinisikan sebagai Islam yang mengakui perbedaan, menghargai
kemajemukan, menghormati keragaman, suka dialog dan humanis, sebagaimana
adat dan tradisi ketimuran Nusantara yang terkenal dengan itu semua.
Propaganda terbarunya saat ini adalah bahwasanya ISLAM NUSANTARA lahir
dari PESANTREN dan dirumuskan para KYAI ASWAJA sebagai warisan WALI
SONGO.
Intinya, kalangan JIN mengkampanyekan bahwa ISLAM
NUSANTARA hanya sebuah nama atau sebutan yang tidak ada masalah dengan
aqidah dan syariah, sehingga bukan aliran baru yang sesat menyesatkan.
ADA UDANG DI BALIK BATU
ANDAIKATA benar makna ISLAM NUSANTARA seperti yang mereka sebutkan
tadi, dan ANDAIKATA juga memang murni merupakan inspirasi para Kyai
yang baik nurani dan tulus hati di pesantren Aswaja, maka tentu istilah
ISLAM NUSANTARA tidak akan dicurigai, dan tidak akan jadi masalah, serta
juga tidak akan menimbulkan protes keras dari umat Islam terhadap
istilah tersebut.
Namun faktanya, Kelompok yang paling getol
mengkampanyekan ISLAM NUSANTARA adalah kalangan LIBERAL, dan pembelaan
mereka terhadap ISLAM NUSANTARA justru dengan pola yang selama ini
mereka mainkan, sehingga menimbulkan antipati umat Islam yang kemudian
meyakini bahwa di balik istilah tersebut "Ada Udang di balik Batu".
Kecurigaan tersebut bukan tidak berdasar, tapi sesuai fakta lapangan terkait Propaganda Liberal selama ini.
WASPADA TINGKAT TINGGI
Jadi, jika istilah ISLAM NUSANTARA keluar dari mulut Kyai Istiqomah
yang dikenal lurus, tentu umat Islam akan percaya maksud dan tujuannya
adalah baik.
Namun, jika istilah ISLAM NUSANTARA keluar dari
mulut LIBERAL yang selama ini sering Korupsi Dalil dan Manipulasi Hujjah
serta memutar balikkan Ayat dan Hadits, maka umat Islam wajib waspada
tingkat tinggi.
Maklum, jangan pernah percaya Iblis walau
berkata manis. Karena Iblis tetap Iblis, walau berkata manis, tujuan
utamanya tetap sesatkan umat manusia hingga habis.
Dan jangan
sekali-kali percaya dengan Syetan, walau bicara tentang Iman, Islam dan
Ihsan. Karena Syetan tetap Syetan, walau bicara tentang Iman, Islam
dan Ihsan, target utamanya tetap sesatkan umat manusia hingga akhir
zaman.
Lalu, bagaimana sebenarnya FAKTA ISLAM NUSANTARA di tengah masyarakat Indonesia ... ???
Insya Allah akan diuraikan dalam artikel selanjutnya