Begitu berita penyerangan jamaah shalat Idul Fitri dan pembakaran masjid serta sejumlah toko di Tolikara Papua pada Jumat (17/7) merebak, lalu umat Islam marah dan polisi serta tentara mereka bekerja, pelaku penyerangan Kristen radikal GIDI pura-pura menyesal. Tetapi mereka hanya menyesal membakar toko saja tidak menyesal membakar masjid, silahkan di cek dalam pernyataannya.
"Keesokannya, pada Senin 20 Juli setelah seminar Kristen internasional ditutup, tidak kurang 7000 orang Kristen turun ke jalan pawai keliling merayakan kemenangan mereka sambil mengibarkan bendera Israel," ungkap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dalam ceramahnya di Jember beberapa waktu lalu.
Penyerangan serta pembakaran rumah ibadah adalah tindakan teror, dan mengibarkan bendera penjajah Israel juga bagian ancaman terhadap negeri ini.
"Saya mau tanya, itu Densus 88 kemana? bendera Israel tersebar ada di Papua mereka diam! Densus 88 kalau ada ustaz salah sigap banget maen tangkap maen gerebek, belum salah sudah ditembak," kata Habib Rizieq.
"Dasar salep 88 obat kurap, kalau sama ustaz berani sama pesantren berani, ada pesantren dicurigai dikepung disergap ee giliran Kristen radikal pakai bendera Israel, kemana itu densus 88?" tanyanya.
"Apakah Densus 88 dibuat hanya untuk menyerang umat Islam, kalau orang Kristen yang salah mereka biarkan? Masyaallah.." tandas Habib Rizieq.
Sumber : Suara-Islam.Online