Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi prihatin dengan kondisi umat Islam belakangan. Umat terpecah belah dan tanpa koordinasi.

"Kalau saya gambarkan, kita ini sedang Perang Ahzab," kata kiyai Hasyim saat berbincang dengan Sekjen FUI KH M Al Khaththath dan Pemred Tabloid Suara Islam HM Aru Syeiff Assadullah di Pesantren Al Hikam, Kukusan, Depok, Jawa Barat, Rabu (2/10) lalu.

Dalam Perang Ahzab, kata Kiyai Hasyim, terpenting adalah koordinasi
di kalangan umat Islam. Anehnya, meski sedang dalam kondisi "perang", umat Islam sekarang tidak berkoordinasi. "Nah, sekarang ini kan tidak. Masing-masing masih lari sendiri-sendiri, kecil-kecil, kemudian dipatahkan pada setiap sudutnya," lanjutnya.

"Maksud saya, kita ini umat Islam musti sering kumpul-kumpul, berkoordinasi, tidak usah jadi satu, tetapi memiliki satu tujuan. Kalau jadi satu itu nanti tambah ribet," kata Kiyai Hasyim menjelaskan maksud ucapannya.

Menurut Sekjen ICIS ini, masing- masing ormas Islam bergerak sesuai dengan perjuangan masing-masing, tetapi tetap bersinergi dengan ormas lainnya. "Masing-masing kelompok Islam atau ormas Islam ini harus bagaimana, harus bergerak di mana, karena setiap ormas Islam ini tidak bisa bergerak dalam semua posisi, atau mengambil semua posisi itu kan gak bisa, nanti rasa ta’awunnya bagaimana.

Masing-masing ada posisinya, dan masing-masing bergerak dalam posisinya. Dan yang paling penting adalah bersilaturahim, antara yang satu dengan yang lainnya," ungkapnya.

Perang Ahzab atau Perang Khandaq adalah perang yang terjadi antara kaum Muslimin melawan kaum kafir Qurays yang bersekutu dengan kabilah-kabilah lainnya, termasuk dengan kaum Yahudi. Terjadi pada bulan Syawal tahun kelima hijriah. Perang ini dipicu oleh provokasi Yahudi bani Nadhir. Jumlah pasukan sekutu sekitar 10 ribu, sedangkan kaum Muslimin hanya 3 ribu orang.

Menghadapi pasukan sekutu, umat Islam akhirnya membuat parit (khandaq) di sekitar kota Madinah. Dengan pertolongan Allah, perang ini akhirnya dapat dimenangkan. Barisan dan kekuatan musuh dapat dipatahkan melalui operasi yang dilakukan Nu'aim bin Mas'ud atas perintah Rasulullah Saw.

KH Hasyim Muzadi Sarankan Ormas Islam Saling Silaturahim, termasuk NU yang Masih Waras

Dalam peristiwa Perang Ahzab, kaum Muslimin di bawah pimpinan Rasulullah Saw dikepung dari berbagai penjuru oleh kekuatan musuh. Sama seperti kasus Perang ahzab, kini umat Islam juga sedang dikepung dengan berbgai cara dan penjuru. Hanya bentuk perangnya saja yang berbeda.

Lalu, bagaimana cara agar umat Islam bisa memenangkan 'peperangan' ini?.

"Dalam Perang Ahzab, setahu saya kita memulainya dari konsolidasi kita ke dalam diri kita dulu. Tidak dimulai dari marah-marah kita kepada orang lain atau kepada semua orang," kata mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.

Konsolidasi internal yang dimaksud Kiyai Hasyim adalah saling silaturahmi dan koordinasi di antara ormas dan gerakan Islam yang ada.

"Maksud saya, kita harus saling bersilaturahmi, saling berkoordinasi, yang Mujahidin, yang FPI, yang Muhammadiyah, yang NU yang masih waras, yang MIUMI, dan yang lain itu kan bisa saling bertemu, ngobrol, nanti masing-masing mengeluarkan pendapatnya biar yang lain dengar," sarannya.

Kiyai Hasyim menyadari ormas dan gerakan Islam itu sulit akan bisa disatukan jalan, tetapi minimal niatnya bisa disamakan. "Karena udkhullu min abwabi mutafarriqon (masuklah dari pintu-pintu yang berbeda-beda, red)," ungkapnya.

"Setelah ada kesadaran, tidak saling menyalahkan dan mencemooh masing-masing, baru kita inventarisir. Kemudia kita saling bergerak, bersinergi, menyatukan kekuatan, insya Allah kita tidak akan seperti sekarang ini lagi," pungkasnya.

Selain sinergi ormas Islam, Kiyai Hasyim juga mengingatkan harus adanya sinergi antara ormas dengan partai politik. Menurutnya, yang berkewajiban membawa Islam di negara ini adalah partai. Sayangnya, ormas Islam yang memiliki aspirasi justru putus dengan partai yang menempati kedudukan.

"Sehingga partai yang stempelnya partai Islam tetapi qauliyah (perkataan)-nya kan tidak berbeda dengan partai sekuler dan partai yang lain. Terus nanti siapa yang akan mengingatkan," katanya.

Kiyai Hasyim berharap antara ormas Islam dengan partai terjadi sinergi. Sehingga kondisi umat Islam akan menjadi lebih baik, tidak seperti yang terjadi saat ini.

"Kalau saja potensi Islam di parlemen itu berkualitas dan mereka saling dukung-mendukung ya kemungkinan tidak terjadi seperti sekarang ini.," pungkasnya