Sampah yang menumpuk di sungai-sungai di Jakarta diyakini menjadi salah satu penyebab banjir. Sebuah studi kini membuktikan bahwa sampah memang berkontribusi memperparah banjir.

Abdul Muhari, peneliti Indonesia pada Hazard and Risk Evaluation di International Research Institute of Disaster Science (IRIDeS), Tohoku University, mengobservasi dan melakukan simulasi untuk mengetahui penyebab banjir yang terjadi di Jakarta, 17 Januari 2013 lalu.

Hasil simulasi Abdul dan timnya mengungkap bahwa tingginya debit air yang mencapai 180 meter kubik per detik dan ketinggian air di Manggarai dan Karet disebabkan oleh sampah.

Terkait sebab suatu musibah, sebelumnya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq menjelaskan bahwa musibah itu ada dua sebab, sebab zahir yang kelihatan langsung (teknis) dan yang tidak kelihatan (non teknis).

"Secara zahir itu seperti penggundulan hutan, buang sampah sembarangan, pengrusakan pantai, atau daerah serapan dibangun semua sehingga tidak bisa menyerap air lagi. Lalu sebab yang tidak kelihatan, seperti kemaksiatan, nah itu juga menyebabkan musibah," jelas Habib Rizieq kepada Suara Islam Online, Senin (20/1/2014)

Perspektif Islam tentang Bencana

Perspektif orang-orang beriman dalam menghadapi musibah, ternyata bencana bukanlah persoalan teknis semata. Ada persoalan non teknis yang menjadi penyebab utama datangnya bencana, yakni kemaksiatan yang merajalela.

Allah Swt berfirman dalam QS Ar-Ruum: 41, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Untuk memahami ayat itu, Ustaz Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam kitab tafsirnya, Shafwatut Tafasir, menjelaskan sebagai berikut:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, tampaklah musibah dan petaka di darat dan lautan karena perbuatan maksiat dan dosa umat manusia. Al-Baidhawi berkata: Yang dimaksudkan kerusakan adalah paceklik, banyak kebakaran, tenggelam, sirnanya berkah dan banyaknya kerugian karena maksiat manusia. Ibnu Katsir berkata, jelaslah bahwa kerusakan pada tanaman dan buah-buahan adalah akibat kemaksiatan manusia, sebab baiknya bumi dan langit adalah berkat ketaatan.

Supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka
, hal itu agar Allah membuat mereka merasakan sebagian akibat dari perbuatan mereka di dunia sebelum menghukum mereka semuanya dengan hal itu di akhirat.

Agar mereka kembali (ke jalan yang benar),
agar mereka bertaubat dan meninggalkan maksiat serta dosa yang ada pada mereka.