Maraknya pembangunan gereja liar di Surabaya membuat Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Pria yang dikenal keras dalam bersikap ini mengaku prihatin  tentang informasi banyaknya rumah toko (Ruko) di Surabaya yang berubah fungsi menjadi gereja.

Lebih jauh, ia ingin meningatkan pemerintah untuk mengawasi hadirnya gereja-gereja liar di Surabaya. Jika tidak, ia akan menggerakan anggota FPI guna membongkar gereja-gerja liar yang tak berizin.

Pernyataan Habib Rizieq ini disampaikan pada acara Tabligh Akbar menyambut Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasssalam di Masjid Masjid Nurul Mukminin,  Kalisari Damen No.34 Mulyorejo, Surabaya.

“Kami tidak melarang pembangunan gereja,  tapi tolong harus sesuai dengan peraturan yang tertera dalam Undang-undang,” tutur Habib Rizieq.

Pria  bernama lengkap Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab juga mengatakan bahwa ummat Islam tidak melarang pembangunan gereja asalkan sesuai dengan prosedur perizinan yang telah diatur Undang-undang.

Menurtnya, fenomena gereja tanpa izin dan liar bukan hanya terjadi di Surabaya melainkan di kota-kota lain di Indonesia.
Di Jawa Barat 50 Gereja tanpa izin telah dibongkar masyarakat. Hal inilah yang disayangkan Habib Rizieq.

“Di Jawa Barat Ormas Islam telah membongkar 50 gereja tanpa izin,” tuturnya.
Keresahan serupa juga disampaikan KH. Anshor. Ulama dan tokoh Nahdhatul Ulama (NU)  yang tinggal di daerah Mulyorejo ini menyaksikan sendiri fenomena gereja liar, bahkan telah ikut menggagalkan pembangunan dua gereja tanpa izin di daerah Mulyosari dan Kalijudan.

“Kami telah menggagalkan pembangunan dua buah gereja tanpa izin di Mulyosari dan Kalijudan,” ujar KH. Anshor dalam acara itu.

Menurutnya selain pembangunan gereja tanpa izin,  Ruko juga telah diubah fungsi menjadi gereja.

Hidayatullah.com