Para ulama dan tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur sangat prihatin dan menyesalkan sikap Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), yang terkesan ngeyel dan tidak ada itikad baik dalam tindakannya yang profokatif dan tidak pantas karena Fakultas Ushuluddin dan Filsafat telah memilih tema “Tuhan Membusuk” dalam Orientasi Akademi dan Cinta Almameter (OSCAAR) pada tanggal 28-30 agustus 2014 lalu. Demikian diungkapkan Sekretaris Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur, Ustaz Khoirudin kepada Suara Islam Online, Jumat (3/4/2015).

Ustaz Khoirudin menjelaskan, saat gelar perkara kasus tersebut di Polda Jawa Timur pada Selasa (31/3) lalu, pihak fakultas yang bertanggung jawab acara orientasi tidak merasa bersalah karena telah melakukan penistaan agama.

"Sikap tidak baik itu ditunjukkan oleh saudara Rahmat Salahuddin sebagai penanggung jawab acara tersebut dari senat mahasiswa fakultas Usuluddin. Ketika gelar perkara di Polda Jawa Timur. Dia (Rahmat) terkesan tidak menyesal dan tidak merasa bersalah, bahkan berargumen kalau yang dilakukannya adalah ilmiyah," kata Ustaz Khoirudin.

"Dan anehnya sang Dekan, Dr. Muhith ikut-ikutan untuk membenarkan argumentasi mahasiswanya, bukan mengingatkan dan menyadarkan mahasiswanya dari perbuatan yang sangat tidak beretika itu," tambahnya.

Oleh karena itu, kata Ustaz Khoirudin, FPI dari ormas Islam lainnya akan terus mendesak pihak aparat untuk melakukan proses hukum kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab sebagai pelaku tindak pidana penodaan agama.


Sumber : Suara-Islam.com