Belakangan ini, dunia pendidikan di Indonesia kerap dihebohkan dengan
munculnya buku-buku pelajaran sekolah yang bermuatan paham-paham yang
menyimpang. Masyarakat khususnya umat Islam dibuat kaget dengan masuknya
materi-materi “siluman” yang menyusup ke dalam buku pelajaran sekolah.
Sebagai Negeri Islam yang bermadzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, Indonesia
tentu saja menjadi ladang incaran empuk para Missionaris Madzhab yang
ingin menyebar paham dan pemikirannya. Salah satu jalan yang mereka
tempuh adalah dengan melewati jalur pendidikan.
Selain lemahnya
pengawasan, rendahnya sebagian kualitas SDM serta ditambah sistem yang
diduga rentan praktek korupsi, makin memuluskan jalan bagi para
Missionaris Madzhab untuk masuk.
Berikut adalah catatan redaksi yang berhasil dihimpun dari berbagai media:
SUSUPAN LIBERAL
LSM liberal milik Syafii Maarif, Maarif Institute, bekerjasama dengan
lima instansi pemerintah pada April 2012 menerbitkan dua buku materi
Pengayaan Pendidikan Karakter dengan Semangat Pengarusutamaan
Nilai-Nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusif. Keduanya berjudul
Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk SMA dan
Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA.
Masalah toleransi menempati urutan pertama dalam pembahasan buku ini.
Seolah-olah mereka ingin menyampaikan pesan bahwa umat Islam tidak
mempunyai rasa toleransi terhadap penganut agama lain.
Karena
materi pengayaan ini untuk PAI, untuk menjustifikasi apa yang mereka
tulis dikutiplah ayat-ayat dalam Al-Quran yang mereka klaim sebagai
‘ayat toleransi’ dengan tafsir sekehendak mereka, tanpa merujuk pada
kitab-kitab ulama tafsir kenamaan.
Buku ini juga mencoba
mengenalkan paham pluralisme kepada para siswa. Padahal pluralisme
sendiri telah diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui
fatwanya. Lagi-lagi Maarif Institute mencoba mencari-cari ayat untuk
membenarkan adanya isyarat pluralisme agama di dalam Islam yang mereka
maknai dan tafsiri sesuai selera mereka.
Selain itu, buku ini
juga membahas tentang kisruh pendirian rumah ibadah. Penulis seolah-olah
ingin menyampaikan pesan bahwa umat Islam dimanapun tidak toleran dan
menghambat pendirian rumah ibadah penganut agama lain.
Isu ini
diangkat karena memang ada persoalan pendirian gereja di sejumlah
wilayah seperti di Bekasi dan Bogor, Jawa Barat. Padahal fakta di
lapangan, pendirian rumah ibadah penganut agama lain itu dilakukan tidak
dengan prosedur yang benar. Pemalsuan KTP dan memberi uang suap kepada
warga agar mereka membubuhkan tanda tangan persetujuan adalah dua modus
yang nyaris sama terjadi dimana-mana.
Hal lain yang juga dibahas
adalah persoalan Jihad dan kekerasan. Maarif Institute lagi-lagi
memelintir makna Jihad dengan tafsir serampangan ala kaum liberal.
SUSUPAN SYIAH
Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Kota Jambi gempar. Dalam buku
Sejarah Kebudayaan Islam semester genap kelas X terdapat gambar yang
diduga telah menista terhadap Sayyidina Umar bin Khatab RA, Khalifah
kedua yang juga sahabat Nabi Muhammad SAW.
Gambar tersebut berada
di halaman 12 pada buku yang diterbitkan oleh Rahma Media Pustaka. Di
halaman tersebut menerangkan tentang masa kepemimpinan Sayyidina Umar
bin Khattab RA yang merupakan satu diantara Khulafaur Rasyidin. Di dalam
buku diterangkan nasab atau garis keturunan dari Sayyidina Umar.
Nasab yang digambarkan dengan silsilah keluarga yang berbentuk garis
keturanan tersebut, tiba pada tulisan Umar digambarkan dengan bentuk
yang diduga mirip karikatur babi, padahal di atasnya nasab keluarga
digambarkan dengan gambar menyerupai hati.
Pada keterangan nasab dengan gambar hitam putih ini diterangkan gambar tersebut juga diambil dari sumber ihadist.blogspot.com yang diakses pada 18 Desember 2014 pada pukul 13.55 Wib.
Kepala Sekolah MAN 3 Kota Jambi, M Zakri mengaku kaget, pasalnya gambar
tersebut jika diperhatikan memang terlihat menyerupai binatang babi,
apalagi jika diperhatikan bidang lonjong tersebut terlihat adanya empat
kaki, dilengkapi kuping, mata dan muncung hewan yang mirip babi yang
sedang tersenyum.
Buku yang diambil dari distributor penerbit
yang ada di Jambi ini menurut Zakri bakal segera ditarik dan tidak lagi
dipergunakan.
“Kita akan tarik, yang punya LKS ini akan kita
panggil, karena ini meresahkan, seperti ini kan gambarnya seperti
penghinaan pelecehan harusnya tidak perlu ada gambar seperti ini,”
sebutnya.
Lihat Videonya: https://youtu.be/vnaAefY8x0c
SUSUPAN WAHABI
Buku Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD) untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA Kelas XI di Kabupaten Jombang tersisipi
materi paham Wahabi.
Judul buku adalah "Pendidikan Agama Islam
Sekolah Menengah Atas". Pada halaman 78 terdapat pemikiran Muhammad bin
Abdul Wahab. Tokoh asal Arab Saudi ini merupakan pencetus aliran
Wahabiyah.
a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt,
dan orang yang menyembah selain Allah Swt telah menjadi musyrik dan
boleh dibunuh
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham
tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi
dari Allah, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam
demikian juga menjadi musyrik
c. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga merupakan syirik
d. Meminta syafaat selain dari kepada Allah Swt adalah juga syirik
e. Bernazar selain dari Allah Swt juga syirik
f. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur'an, hadist dan qias merupakan kekufuran
g. Tidak percaya kepada qada' dan qadar juga merupakan kekufuran
h. Demikian pula menafsirkan al-Quran dengan ta'will (interpretasi bebas) adalah kufur
SERUAN FPI
Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab menyerukan
kepada pemerintah, khususnya Kemendikas RI yang memayungi Pendidikan
Nasional, dan Kemenag RI yang memayungi Pendidikan Agama. agar segera
merazia semua buku pelajaran yang diterbitkan dan dipelajari para
pelajar di Indonesia.
FPI menuntut agar semua muatan Liberal,
Syiah dan Wahabi harus dihapus dari kurikulum mau pun buku pelajaran
yang beredar, karena Indonesia adalah Negara Aswaja.
www.habibrizieq.com